TEMPO.CO, Jakarta -Dewan HAM PBB akan mengadakan pembahasan penting mengenai dugaan rasisme sistematis, polisi yang brutal dan tindakan kekerasan menghadapi unjuk rasa damai di Amerika Serikat pada hari Rabu, 17 Juni 2020.
Dewan HAM PBB yang bermarkas di Jenewa, Swiss menjadwalkan pembahasan penting ini atas permohonan negara-negara Afrika yang diwakili Burkina Faso dipicu kematian pria kulit hitam George Floyd oleh polisi Minneapolis pada 25 Mei lalu.
"Kematian George Floyd bukan peristiwa yang terisolasi," ujar negara-negara Afrika itu dalam suratnya yang dibuka PBB untuk umum, sebagaimana dilaporkan Reuters, 15 Juni 2020.
Surat itu menjelaskan, sebelum peristiwa kematian Floyd, kasus serupa telah dialami orang-orang keturunan Afrika tidak bersenjata karena kekerasan polisi yang tidak terkendali. Jumlah kasusnya sangat banyak.
Setelah Floyd, warga AS keturunan Afrika, Rayshard Brooks pada Jumat lalu tewas di tembak polisi kulit putih di Atlanta. Dia ditembak saat kota itu diguncang unjuk rasa anti rasisme.
Selain permintaan dari Burkina Faso, Dewan HAM PBB juga mencatat ada 600 kelompok aktivis dan keluarga korban pekan lalu telah meminta diadakan rapat khusus tentang kematian tersebut.
Dewan HAM PBB akan membahas rasisme sistematis serta polisi brutal menghadapi pengunjuk rasa tanpa melibatkan AS. Penyebabnya, AS telah keluar dari keanggotaan Dewan HAM PBB dua tahun lalu karena organ PBB ini dianggap bisa terhadap sekutunya, Israel.