TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Lesotho, Thomas Thabane, dan istrinya ternyata membayar geng kriminal untuk menghabisi istrinya tiga tahun lalu.
Dalam dokumen pengadilan yang dirilis, Thabane, 80 tahun, memerintahkan pembunuhan terhadap Lipolelo Thabane untuk memungkinkan istrinya yang sekarang, Maesaiah menjadi ibu negara, kata komisioner polisi Lesotho Paseka Mokete dalam pernyataan tertulis, dikutip dari CNN, 15 Juni 2020.
Lipolelo Thabane ditembak oleh orang-orang bersenjata di dekat rumahnya di ibu kota Maseru pada Juni 2017.
Dia sedang bernegosiasi perceraian dengan Thabane sebelum kematiannya.
Dokumen pengadilan menyatakan bahwa perdana menteri dan istrinya diduga bertemu dengan seorang ketua geng dan menjanjikan mereka US$ 177.000 (Rp 2,5 miliar) dan pekerjaan untuk membunuh Lipolelo sebelum pelantikannya sebagai perdana menteri, kata polisi dalam keterangan tertulis.
Thabane juga berbagi alamat rumah mantan istrinya dengan pembunuhnya dan mereka mulai memantau pergerakan Lipolelo.
Mereka berusaha membunuh Lipolelo pada 12 Juni tetapi gagal dan dia melaporkan kejadian itu ke polisi, menurut Mokete.
Mereka kemudian menyerang dan membunuh Lipolelo dua hari kemudian dalam perjalanan dari pertemuan dengan perantara yang tidak disebutkan namanya, yang sekarang menjadi saksi.
Perantara itu sedang menegosiasikan gencatan senjata antara dua perempuan di Ficksburg, sebuah kota kecil di tetangga Afrika Selatan.
Thabane menikahi istrinya yang sekarang, Maesaiah, dua bulan setelah Lipolelo terbunuh.
Maesaiah telah didakwa dengan pembunuhan Lipolelo dan percobaan pembunuhan terhadap perempuan lain, yang bersama mantan ibu negara ketika dia terbunuh.
Mantan perdana menteri belum didakwa meskipun ada upaya oleh polisi untuk menuntutnya. Pengacaranya berpendapat bahwa dia memiliki kekebalan hukum karena posisinya.
Dikutip dari Reuters, kepolisian telah mengatakan pada Februari Maesaiah Thabane telah merekrut delapan orang untuk menghabisi nyawa Lipolelo Thabane. Namun, tuduhan itu dibantah oleh Maesaiah Thabane dengan menyebut dia tidak terlibat dalam pembunuhan itu.
Thabane mundur dari jabatannya pada Mei menyusul tekanan berbulan-bulan dari partainya untuk mengundurkan diri atas dugaan keterlibatannya dalam kasus tersebut.
Kini Thomas Thabane akan didakwa dengan pembunuhan karena dia tidak lagi menjadi perdana menteri Lesotho, kata Mokete, sementara polisi menangkap Maesaiah pekan lalu dan uang tebusannya sebelumnya dicabut karena masalah teknis.