TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menjalani pemeriksaan oleh tim jaksa sehubungan dugaan lalai memberlakukan lockdown di kawasan yang paling parah terkena wabah virus corona atau COVID-19.
Jaksa dikirim dari Bergamo ke Roma untuk memeriksa Conte selama sekitar 3 jam. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan. Menurut jaksa, ketiganya berstatus sebagai saksi.
Pemeriksaan Conte dilakukan sebagai bagian dari penyelidikan menanggapi keluhan puluhan orang di dua kota di provinsi Lombardy, Alzano dan Nembro yang seharusnya sudah lebih awal dinyatakan sebagai zona merah setelah sejumlah kasus virus corona terdeteksi.
Menurut sejumlah dokter dan ahli virus, keputusan mengkarantina Alzano dan Nembro tertunda selama dua pekan sehingga virus ini menyebar ke provinsi Bergamo, sehingga terjadi peningkatan jumlah kematian sebesar 571 persen pada Maret lalu.
Ketika Italia pertama kali melaporkan kasus positif COVID-19 pada 21 Februari lalu di Lodi, 10 kota di provinsi Lombardy seketika ditutup untuk menekan penyebaran virus.
Alzano dan Nembro melaporkan kasus pertama positif COVID-19 dua hari kemudian , 23 Februari lalu. Namun lockdown baru diberlakukan di dua kota itu bersama dengan Lombardy dua minggu kemudian, 7 Maret 2020.
Sejumlah industri dilaporkan terlibat dalam penundaan lockdown di provinsi Lombardy.
Para keluarga yang kehilangan anggota keluarga mereka mengambil tindakan hukum untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan sistem apa yang gagal sehingga lockdown tidak segera diberlakukan.