TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Polandia Andrzej Duda, 48 tahun mengatakan gagasan yang disuarakan gerakan LGBT lebih merusak daripada komunisme. Dia pun menyatakan setuju dengan pendapat para politisi partai nasionalis konservatif, Hukum dan Keadilan bahwa LGBT bukan soal orang, namun ideologi.
Pernyataan itu disampaikan Duda saat menggelar kampanye pemilihan presiden Polandia di kota kecil Brzeg hari Sabtu kemarin.
Kepada pendukungnya, Duda mengatakan orang tuanya tidak berjuang untuk mengusir komunisme hanya untuk kemudian menerima sebuah ideologi yang bahkan lebih merusak bagi manusia.
Di era komunis Polandia berkuasa selama lebih dari 4 dekade, penguasa mempertahankan dirinya dengan melakukan indoktrinasi generasi muda.
"Itu Bolsehvisme. Itu mengideologisasi anak-anak," ujar Duda sebagaimana dilaporkan Euro News, 13 Juni 2020.
Dan apa yang dilakukan gerakan LGBT, menurut Presiden Polandia ini, untuk mendorong ideologi itu pada anak-anak dan masyarakat. Dia menyebutnya sebagai neo-Bolshevisme.
Awal pekan ini, Duda menandatangani rancangan deklarasi bertujuan untuk membantu keluarga termasuk melindungi anak-anak dari ideologi LGBT dengan melarang propaganda ideologi LGBT di lembaga-lembaga publik.
Meski Duda menuding LGBT sebagai ideologi lebih merusak dari komunisme, namun para politisi konservatif Polandia membantah mereka menentang kaum gay maupun lesbian sebagai individu.
Sejumlah gay dan lesbian Polandia serta kaum liberal negara itu menyakini Duda menarget kaum homoseksual untuk menyenangkan gereja Katolik dan para pendukung konservatif dalam pemilu tanggal 28 Juni mendatang.
Duda akan bertarung dengan kandidat Wali Kota Warsawa Rafal Trzaskowski yang didukung partai tengah dan pro Uni Eropa, Partai Platform Sipil Bersatu. Partai ini menyuarakan toleransi untuk LGBT.