TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Korea Utara mempercepat pembangunan rumah sakti barunya. Dikutip dari situs berita Mirror, pembangunan tersebut untuk merespon ancaman gelombang kedua pandemi virus Corona (COVID-19).
"Para pekerja terbakar semangatnya oleh kemarahan dan kebencian terhadap musuh Kim Jong Un," ujar kantor berita Pemerintah Korea Utara, Rodong Sinmun, yang dikutip dari Mirror, Minggu, 14 Juni 2020
Sebelum pembangunan itu dipercepat, sejumlah rumah sakit di Korea Utara sendiri sudah kesulitan berhadapan dengan virus Corona. Dua rumah sakit yang berada di Pyongsong, sekitar 18 mil dari kota Pyongyang, dilaporkan memiliki puluhan korban jiwa virus Corona di sana.
Situasi yang sulit di sana tak ayal membuat sejumlah pasiennya kabur. Salah satu sumber di rumah sakit di Pyongsong, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa para pasien khawatir tertular virus Corona di sana.
"Mereka khawatir akan meninggal jika bertahan terlalu lama," ujarnya yang juga khawatir para pasien yang kabur akan memperparah situasi pandemi Corona di Korea Utara.
"Otoritas lokal dan manajer rumah sakit sudah diperingatkan soal pasien yang kabur," ujar sumber tersebut lebih lanjut.
Markus Bell, pakar Korea Utara dari La Trobe University di Australia, berpendapat bahwa pembangunan rumah sakit ini sejalan dengan agenda Pemimpin Agung Korea Utara, Kim Jong Un. Beberapa tahun terakhir, kata Bell, Kim Jong Un mencoba memperbarui sistem kesehatan di Korea Utara untuk memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap warga-warganya.
Berbagai langkah yang sudah dilakukan Kim Jong Un, menurut Bell, adalah privatisasi, pengajuan bantuan, serta impor obat-obatan dari Cina. Cina, sebagaimana diketahui, adalah sekutu dekat Korea Utara.
"Perhatian Kim Jong Un terhadap kondisi kesehatan warganya adalah upayanya untuk mengendalikan sektor kesehatan publik. Namun patut dipertanyakan apakah rumah sakit baru itu nantinya akan memiliki cukup perlengkapan atau hanya bangunan raksasa yang kosong," ujar Bell.
Hingga berita ini ditulis, Korea Utara masih belum terbuka soal berapa banyak angka kasus dan kematian akibat virus Corona (COVID-19) di sana. Pemimpin Agung Korea Utara, Kim Jong Un, juga belum berkomentar soal perkembangan pandemi Corona.
Seorang sumber di Militer Korea Utara mengklaim 180 prajurit tewas akibat virus Corona di kawasan perbatasan. Selain itu, ribuan dikarantina untuk mencegah penularan.
ISTMAN MP | MIRROR