TEMPO.CO, London – Demonstrasi memprotes rasisme di Inggris berlangsung bersamaan dengan demonstrasi kontra, yang bertekad melindungi monumen bersejarah.
Ini terjadi setelah sejumlah demonstrasi anti-rasisme menyerang sejumlah patung tokoh kulit putih, yang dinilai terkait perdagangan budak, dan merobohkannya.
Ini merupakan bagian dari demonstrasi global di berbagai negara memprotes tewasnya seorang kulit hitam George Floyd.
Floyd ditangkap polisi kulit putih di Minneapolis, Amerika pada 25 Mei 2020.
CNN melansir polisi kulit putih bernama Derek Chauvin sempat menindih leher belakang Floyd selama nyaris sembilan menit yang membuat pria kulit hitam itu kesulitan bernapas.
“Polisi memperingatkan sejumlah orang kemungkinan membawa senjata saat demonstrasi ini,” begitu dilansir Reuters Sabtu, 13 Juni 2020.
Polisi juga menutup patung Winston Churchill, yang menjadi PM Inggris saat Perang Dunia II.
Ini setelah sejumlah demonstran menyebut Churchill sebagai rasis dan meminta patungnya diturunkan.
Di Inggris, ada debat berkembang mengenai sejumlah monumen yang mengabadikan tokoh imperialis negara itu di masa lalu.
Ini seperti pedagang budak Edward Colston, yang patungnya dirobohkan dan dibuang ke sungai di pelabuhan Bristol pada akhir pekan lalu.
Polisi London mengatakan sejumlah orang datang ke London untuk membuat masalah.
“Mereka menerapkan rute pembatasan untuk kedua grup demonstran. Demonstrasi juga harus berakhir pada pukul 5 sore,” begitu dilansir Reuters.