TEMPO.CO, London – Lembaga National Trust di Inggris memindahkan patung seorang pria berkulit hitam, yang sedang berlutut, dari salah satu properti yang dikelolanya.
Patung itu dianggap sebagai perwakilan orang Afrika dan berada di posisi di depan rumah ala Georgia di Dunham Massey di Cheshire, Inggris.
“Patung itu telah menimbulkan kemarahan dan kekecewaan karena caranya mengekspresikan seorang pria kulit hitam dan letaknya yang terlihat menonjol di depan rumah itu,” kata seorang juru bicara National Trust seperti dilansir Mirror pada Jumat, 12 Juni 2020.
Juru bicara ini juga menambahkan,”Kami tidak ingin menyensor cara sejarah kolonial masuk ke dalam pembangunan gedung milik kami.”
Juru bicara National Trust mengatakan patung ini dipindahkan ke lokasi baru.
“Kami juga membuat rencana untuk mengakui secara penuh sejarah mengerikan dari perbudakan dan perdagangan budak,” kata dia.
National Trust adalah lembaga donatur independen yang memperhatikan warisan sejarah dan perlindungan lingkungan hidup di Inggris.
Patung pria kulit hitam itu dibuat pada 1735 oleh seorang pematung bernama Andries Carpenter.
Patung ini dibuat dengan gaya Blackmoor, yang kerap menggambarkan pria kulit hitam secara eksotis dan dalam sikap sebagai pelayan.
Saat ini, gaya seni patung ini dianggap sebagai bentuk rasis dan dianggap tidak sensitif secara budaya.
Gelombang unjuk rasa bermunculan di sejumlah negara Barat seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Australia memprotes pembunuhan seorang pria kulit hitam oleh seorang polisi kulit putih di Minneapolis, AS.
Pria kulit hitam bernama George Floyd ditangkap seorang polisi kulit putih bernama Derek Chauvin, yang menindih leher belakang Floyd selama sekitar 9 menit.