TEMPO.CO, Jakarta - Parlemen bawah akhirnya menyetujui rancangan legislasi yang akan mengatur pernikahan sesama jenis di Swiss. Hal tersebut menjadi kemajuan bagi negara tersebut yang cenderung ketinggalan dalam memperjuangkan hak-hak komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender).
Dengan disetujuinya rancangan tersebut di parlemen bawah, maka selanjutnya adalah voting terakhir di parlemen tinggi. Belum diketahui kapan voting tersebut akan digelar.
"Dengan 132 suara atas 52 suara serta 13 abstain, Dewan Nasional mengatakan YA terhadap #Ehefuralle (pernikahan untuk semuanya) yang adil," ujar organisasi pejuang hak-hak komunitas LGBT, Pink Cross, di Twitter, Kamis, 11 Juni 2020.
Dikutip dari Reuters, komunitas LGBT mengaku telah lama menantikan legislasi ini. Walau begitu, mereka sendiri yakin bahwa legislasi ini akan segera ada. Penyebabnya, karena Swiss sendiri telah mengesahkan legislasi soal perlindungan komunitas LGBT dari diskriminasi pada Februari lalu.
Secara umum, warga Swiss pun sudah mendukung adanya pernikahan sesama jenis. Berdasarkan survei yang digelar oleh Pink Cross di bulan Februari, lebih dari 80 persen warga Swiss mendukung pernikahan sesama jenis.
"Akhirnya. Memang sudah saatnya hal ini dipenuhi. Ini hak asasi manusia," ujar akun you_can_call_me_flower di Twitter.
Menanggapi kebahagiaan komunitas LGBT, Mienteri Hukum Karin Keller-Sutter mengucapkan selamat kepada mereka. Menurutnya, memang sudah seharusnya pernikahan terbuka untuk siapapun, baik untuk pasangan yang berbeda jenis kelamin ataupun yang sesama jenis.
"Pemerintah menyambut legislasi ini karena akan menghapus ketidakadilan di masyarakat," ujarnya menegaskan.
ISTMAN MP | REUTERS