TEMPO.CO, Jakarta - Makin panasnya situasi politik Amerika karena isu rasialisme dan kekerasan mendorong Partai Demokrat untuk terus mendesak Capres Joe Biden menunjuk cawapres perempuan kulit hitam. Menurut sejumlah politisi Demokrat, menunjuk cawapres dari komunitas kulit hitam akan meningkatkan elektabilitas Biden di Pilpres pada Nobember nanti.
"Jika ada masalah terkait ketidakadilan terhadap warga kulit hitam, bukankah pilihan cerdas dengan menunjuk perempuan kulit hitam sebagai cawapres? Itu argumen yang kuat menurut saya dan semakin menguat akhir-akhir ini," ujar Chuck Hagel, mantan Menteri Pertahanan Amerika di masa pemerintahan Barack Obama, sebagaimana dikutip dari New York Times, Rabu, 10 Juni 2020.
Sebagaimana diketahui, meningkatnya perhatian terhadap isu rasialisme dan kekerasan di Amerika adalah imbas dari kematian George Floyd. Floyd adalah warga kulit hitam dari Minneapolis, Minnesota yang meninggal usai lehernya ditindih dengan lutut oleh personil Kepolisian Setempat.
Tak lama setelah kasus George Floyd mencuat, Biden langsung meresponnya dengan memberikan dukungan terhadap warga kulit hitam yang melakukan unjuk rasa di jalanan. Menurutnya, mereka berhak menyuarakan keresahan mereka soal ketidakadilan yang terus diterima selama puluhan tahun. Biden tidak mendukung kampanye mereka soal pemangkasan anggaran Kepolisian, namun mendukung agenda reformasinya.
Respon Biden yang cepat membuat popularitas dan elektabilitasnya menanjak di berbagai survei. Dalam jejak pendapat CNN, misalnya, dukungan publik terhadap Presiden Amerika Donald Trump anjlok 7 poin, membuatnya jauh di belakang Biden. Hal itulah yang kemudian memicu Partai Demokrat mendesak Biden untuk mencari cawapres dari komunitas kulit hitam.
Baca Juga:
"Saya rasa akan ada tekanan ke Biden (untuk menunjuk cawapres dari komunitas kulit hitam)," ujar Hagel yang saat ini membantu tim sukses Biden untuk menganalisis situasi politik Amerika.
Kepala Partai Demokrat di Texas, Gilberto Hinojosa, sangat mendukung Biden untuk menunjuk cawapres dari komunitas kulit hitam. Menurutnya, kampanye Biden kembali bergairah ketika dirinya merespon isu-isu rasialisme di Amerika, terutama soal kekerasan yang diterima warga kuli hitam.
"Kampanyenya kembali bergairah karena komunitas Afrikan-Amerikan. Menurut saya itu (menunjuk cawapres perempuan kulit hitam) adalah langkah yang benar," ujar Hinojosa.
Biden belum memberikan tanggapan baru atas adanya dorongan untuk memilih perempuan kulit hitam sebagai cawapres. Terakhir kali dimintai pendapat, Biden hanya menyatakan bahwa dirinya memiliki standar cawapres yang ideal dan dirinya tidak membuat komitmen apapun untuk memilh cawapres dari komunitas kulit hitam.
Figur yang dicari Biden adalah yang memiliki perhatian terhadap isu-isu besar dan berpikiran taktis. Selain itu, harus siap bekerja sejak hari pertama. Bagaimana dirinya dan Obama memimpin Amerika, kata Joe Biden, akan menjadi acuan dalam menentukan cawapres.
ISTMAN MP | NEW YORK TIMES