TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Burundi mengkonfirmasi melalui unggahan di Twitter pada Selasa, 9 Juni 2020, Presiden berkuasa di negara itu, Pierre Nkurunziza, 55 tahun, telah meninggal karena serangan jantung. Dalam unggahan itu ditulis, kepergian Nkurunziza telah menjadi kesedihan mendalam bagi masyarakat Burundi dan komunitas internasional.
Situs aljazeera.com mewartakan Presiden Nkurunziza menghadiri sebuah pertandingan bola voli pada Sabtu sore, 6 Juni 2020. Namun tak lama, dia dilarikan ke rumah sakit sore itu setelah mengeluh sakit. Pada hari Minggu, dia tampak sudah baikan dan sudah bisa berbicara pada orang-orang disekitarnya.
Akan tetapi, pada Senin pagi, 8 Juni 2020, kondisi tubuhnya tiba-tiba memburuk. Dia lalu mengalami serangan jantung dan meskipun sudah dilakukan upaya resusitasi, tim dokter tak bisa menyelamatkannya. Nkurunziza meninggal di sebuah rumah sakit di Karuzi, wilayah timur Burundi.
Presiden Burundi Pierre Nkurunziza, 55 tahun, meninggal karena serangan jantung pada Selasa, 9 Juni 2020. Sumber: Reuters Africa
Pemerintah Burundi menyatakan akan diterapkan masa berkabung nasional selama tujuh hari terhitung mulai Selasa, 9 Juni 2020. Bendera setengah tiang akan dikibarkan.
Pernyataan Pemerintah Burundi soal penyebab kematian Presiden Nkurunziza dipandang skeptis oleh beberapa masyarakat Burundi di media sosial.
Malcolm Webb, wartawan Al-Jazeera di Nairobi, Kenya, melaporkan sekitar 10 hari lalu ibu negara Denise Nkurunziza terbang ke Ibu Kota Nairobi untuk meminta bantuan perawatan kesehatan, namun alasannya tidak dipublikasi. Media lokal melaporkan, Denise kemungkinan tertular virus Covid-19.
Pemerintah Burundi dalam pernyataan tidak menanggapi desas-desus tersebut. Belum diumumkan pula siapa penerus kepemimpinan Burundi setelah ditinggal Presiden Nkurunziza.