TEMPO.CO, Jakarta - Warga Selandia Baru merayakan kebebasan dari virus corona (Covid-19) dengan saling berpelukan, berbelanja, hingga berpesta, setelah pemerintah melaporkan pasien Covid-19 terakhir sembuh dan tidak ada lagi kasus baru.
Pada Selasa, para Kiwi (julukan untuk orang Selandia Baru), menikmati pencabutan semua pembatasan sosial untuk pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir ketika negara-negara lain masih berjibaku melawan virus.
Negara berpenduduk 5 juta orang ini menyatakan mereka bebas dari virus pada Senin, menjadi negara pertama di dunia yang kembali normal seperti sedia kala. Vietnam dan Taiwan, meski berhasil mengendalikan virus corona, masih memberlakukan prosedur kesehatan ketat.
Ini berarti tidak ada lagi batasan pada orang di kafe, mal, stadion, klub malam atau pertemuan publik dan pribadi di Selandia Baru. Sebagian besar kehidupan Selandia Baru kembali normal.
"Saya hanya berjalan-jalan di kota hari ini dan saya telah melihat lebih banyak orang daripada yang saya lihat dalam beberapa bulan," kata Steve Price dari ibu kota, Wellington, seperti dilaporkan Reuters, 9 Juni 2020.
"Orang-orang berbelanja, makan, dan hanya bergandengan tangan....sangat menyenangkan untuk dilihat," katanya.
Warga Selandia Baru bangkit dari pandemi sementara ekonomi besar seperti Brasil, Inggris, India, dan Amerika Serikat terus berjuang melawan virus.
Keberhasilan Selandia Baru sebagian besar karena cepat tanggap mereka dan pembatasan selama berbulan-bulan, termasuk sekitar tujuh minggu dari lockdown ketat di mana sebagian besar bisnis tutup dan semua orang kecuali pekerja penting harus tinggal di rumah. Lockdown Selandia Baru disebut sebagai lockdown paling ketat di dunia.
Katy Ellis dari Mojo Coffee di Wellington mengatakan bisnisnya telah menghilangkan semua langkah sosial.
"Itulah yang memungkinkan kita untuk memiliki lebih banyak pelanggan di kafe, ini benar-benar membantu mengembalikan kehidupan dan perasaan kembali normal, betul-betul normal," kata Ellis.
Pelanggan dan staf di salah satu kedai kafe di Selandia Baru, untuk pertama kali menikmati kebebasan sosial setelah semua peraturan terkait virus corona (Covid-19) dicabut oleh pemerintah, Nelson, Selandia Baru, 9 Juni 2020.[REUTERS]
Kantor-kantor dibuka kembali, dan bus umum sampai kereta api penuh dengan penumpang.
Banyak kantor dan bisnis masih memiliki dispenser pembersih tangan di pintu masuk, meskipun tidak lagi wajib untuk menggunakannya.
Pub membuka lantai dansa mereka dan mengharapkan lebih banyak pengunjung yang datang pada hari Jumat nanti, ketika orang-orang berakhir pekan melepas penat.
"Saya baru sadar....Saya bisa memeluk seseorang hari ini," kata seorang pengguna di Twitter ketika #COVIDFreeNZ menjadi tren di Twitter.
Selandia Baru juga akan menjadi salah satu negara pertama yang memungkinkan orang menonton olahraga profesional di stadion tanpa batasan jumlah penonton. Ribuan orang diperkirakan akan masuk ke stadion untuk akhir pekan pembukaan kompetisi rugby union dalam negeri.
Perdana Menteri Jacinda Ardern, yang telah menerima pujian atas kepemimpinannya selama pandemi, mengatakan pada Senin bahwa ia melakukan "tarian kecil" untuk merayakan nol kasus aktif di negara tersebut.
Kepala kesehatan Selandia Baru, Ashley Bloomfield, yang mempelopori penguncian ketat, mengatakan sudah waktunya untuk sedikit merayakan kehidupan, meski memperingatkan orang-orang akan ancaman Covid-19.
"Masih ada pandemi yang mengamuk di luar pantai kita dan kita perlu memastikan bahwa kita melakukan segala yang kita bisa untuk menjaga keuntungan yang telah kita buat," katanya memperingatkan ancaman virus corona dari luar perbatasan Selandia Baru.