TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara hari ini mengeluarkan ancaman akan memutus jaringan telepon atau hotline dengan Korea Selatan. Korea Utara juga mengancam akan menutup kantor penghubung antar Korea dan proyek lainnya.
"Pekerjaan ke arah Selatan harus sepenuhnya berubah menjadi melawan musuh," kata sejumlah pejabat tinggi Korea Utara melalui kantor berita negara itu, KCNA yang dikutip Reuters, 9 Juni 2020.
Baca Juga:
Ancaman ini dikeluarkan karena Korea Selatan tidak menghentikan warganya yang membelot ke Korea Selatan dan beberapa kali mengirimkan brosur-brosur dan benda-benda lainnya ke dalam wilayah Korea Utara.
KCNA melaporkan otoritas Korea Selatan tidak bertanggung jawab membiarkan para pembelot mencederai harga diri pemimpin tertinggi Korea Utara.
"Orang-orang Korea Utara marah dengan perilaku licik dari otoritas Korea Selatan yang dengannya kami masih memiliki banyak hal untuk diselesaikan," ujar KCNA.
Daniel Wertz dari Komite Nasional Korea Utara berkantor di Amerika Serikat mengatakan melalui Twitter, Korea Utara mengancam untuk memutus saluran komunikasi yang dibutuhkan selama krisis karena negara ini ingin membuat suasana penuh resiko.
"Ini permainan usang Pyongyang, namun tetap saja berbahaya."
Perang Korea tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata tanpa diikat dengan perjanjian damai. Sehingga Korea Utara dan Korea Selatan pada dasarnya masih dalam situasi perang.