TEMPO.CO, Jakarta - Bagaimana Brazil menangani pandemi virus Corona (COVID-19) semakin dipertanyakan. Perkembangan terbaru, dalam waktu berdekatan, Kementerian Kesehatan Brazil mengeluarkan data kasus dan kematian baru virus Corona yang berbeda. Hal itu diperparah dengan tidak adanya keterangan data mana yang harus dipakai sebagai acuan.
Dikutip dari kantor berita Reuters, Awalnya Brazil mengumumkan bahwa ada 1.382 kematian dan 12.581 kasus baru akibat virus Corona dalam 24 jam terakhir. Tak lama kemudian, situs Pemerintah Brazil mengumumkan bahwa dalam 24 jam terakhir ada 525 kematian dan 18.912 kasus baru.
"Dengan data terbaru, maka total ada 36.455 kematian dan 691.758 kasus baru," sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin, 8 Juni 2020.
Beberapa pihak curiga bahwa data yang tidak konsisten dalam waktu berdekatan adalah upaya Brazil untuk menyembunyikan situasi pandemi sesungguhnya. Apalagi, pekan lalu, Pemerintah Brazil sempat menunda pengumuman harian angka kematian dan kasus Corona selama lima jam.
Merespon data yang tidak konsisten, beberapa media Brazil memutuskan untuk menciptakan sistem tracking mereka sendiri. Salah satunya adalah Folha de. S.Paulo. Sekretariat Kesehatan Nasional (Conass), yang terpisah dari Kementerian Kesehatan, juga membuat platform trackingnya sendiri.
"Berdasarkan data sekretariat, Brazil mencatatkan 680.456 kasus dan 36.151 kematian akibat virus Corona per Ahad malam," sebagaimana dikutip dari Reuters.
Ada fakta yang disembunyikan atau tidak, Brazil sudah menjadi salah satu episentrum virus Corona di dunia. Ia berada di peringkat kedua, di bawah Amerika yang mencatatkan 2 juta kasus dan 112 ribu korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19).
ISTMAN MP | REUTERS