TEMPO.CO, Jakarta - Protes menuntut ketidakadilan rasial dan rasisme setelah kematian George Floyd, telah menyebabkan popularitas politik Presiden Donald Trump anjlok dari pesaing pemilunya, Joe Biden.
Dalam jajak pendapat terbaru CNN yang dilakukan oleh SRRS, yang dirilis pada 8 Juni 2020, menyimpulkan persetujuan publik terhadap Trump anjlok 7 poin bulan lalu, jatuh jauh di belakang calon presiden dari Demokrat Joe Biden, yang dukungannya sekarang berada pada level tertinggi dalam pemungutan suara CNN.
Survei tersebut juga menemukan mayoritas orang Amerika merasa rasisme adalah masalah besar negara saat ini, dan bahwa sistem peradilan pidana di Amerika lebih condong ke kulit putih daripada kulit hitam. Lebih dari 8 dari 10 juga membenarkan protes damai yang telah menyebar ke seluruh Amerika Serikat setelah kematian George Floyd di tangan polisi Minneapolis. Orang Amerika sekarang menganggap hubungan ras sebagai masalah kampanye yang penting seperti ekonomi dan perawatan kesehatan, menurut survei.
Secara keseluruhan 38% menyetujui cara Trump menangani kepresidenan, sementara 57% tidak setuju. Itu peringkat persetujuan terburuk sejak Januari 2019, dan kira-kira setara dengan peringkat persetujuan untuk Jimmy Carter dan George H.W. Bush pada saat ini dalam tahun-tahun pemilihan ulang mereka. Keduanya kemudian kehilangan kursi kepresidenan setelah satu masa jabatan.
Peti mati George Floyd terlihat di depan upacara penghormatan terakhir di The United American Free Will Baptist Denomination in Raeford N.C AS, 6 Juni 2020. George meninggal dalam sebuah penangkapan yang dilakukan oleh empat polisi Minneapolis. REUTERS/Lucas Jackson
Dalam perlombaan untuk Gedung Putih, di antara pemilih terdaftar, Trump berdiri pada 14 poin di belakang Biden, yang secara resmi mengamankan cukup delegasi untuk memenangkan nominasi Demokrat dalam perkiraan delegasi CNN pada hari Sabtu. 41% yang mengatakan mereka mendukung Presiden adalah yang terendah dalam jajak pendapat CNN pada survei April 2019, dan 55% dukungan Biden adalah nilai tertingginya.
Hasil jajak pendapat terbaru diumumkan di tengah tanggapan keras Trump terhadap protes di luar Gedung Putih, yang juga menarik kecaman dari beberapa rekan Republik dan teguran dari mantan Menteri Pertahanan James Mattis, yang pernah bertugas di masa Trump.
Jajak pendapat itu menemukan bahwa publik secara luas tidak menyetujui penanganan hubungan ras Trump atau 63% tidak setuju, dan 65% mengatakan tanggapan Presiden terhadap protes baru-baru ini lebih berbahaya daripada membantu mendinginkan.
Mayoritas luas orang Amerika mengatakan protes damai yang terjadi di seluruh negara setelah kekerasan polisi terhadap orang Afrika-Amerika dibenarkan atau 84% mengatakan demikian, dan sekitar seperempat atau 27% mengatakan protes keras sebagai tanggapan terhadap polisi yang melukai atau membunuh orang Afrika-Amerika adalah dibenarkan.
Sementara dua pertiga orang Amerika menyebut rasisme sebagai masalah besar di Amerika saat ini, naik dari 49% yang mengatakan hal itu dalam survei CNN/Kaiser Family Foundation 2015.