TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan teknologi asal Cina, Huawei, telah memulai promosinya terkait pembangunan infrastruktur jaringan 5G di Inggris. Padahal, Inggris sedang dalam tekanan sekutu-kutunya untuk tidak memakai infrastruktur Huawei dengan alasan resiko keamanan. Salah satu tekanan datang dari Amerika yang menuduh Huawei adalah agen mata-mata Cina.
"Sebagai perusahaan swasta, yang 100 persen dimiliki karyawan, prioritas kami adalah membantu perusahaan jaringan pita lebar dan gawai untuk membangun Inggris yang lebih terkoneksi," ujar Wakil Presiden Huawei, Victor Zhang, sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin, 8 Juni 2020.
Diberitakan sebelumnya, Inggris memberi label "beresiko tinggi" kepada Huawei pada Januari lalu. Alhasil, Huawei hanya akan dilibatkan sebanyak 35 persen dari proyek pembangunan jaringan 5G di Inggris. Selain itu, Huawei juga tidak akan dilibatkan dalam pembangunan jaringan yang lalu lintas datanya padat.
Meski sudah membatasi peran Huawei, Inggris tetap mendapat tekanan dari sekutunya untuk tidak melibatkan perusahaan teknologi itu. Apalagi, Amerika sudah menetapkan sanksi dagang pada Huawei sehingga mereka kesulitan mendapatkan suku cadang yang diperlukan untuk pembangunan jaringan 5G.
Kabar terbaru, Inggris menimbang untuk mengurangi peran Huawei secara bertahap. Selain karena faktor resiko, juga karena faktor sanksi dagang tersebut. Walau begitu, Huawei optimistis akan tetap dilibatkan Inggris dalam pengembangan infrastruktur 5G-nya ke depannya.
"Kami sudah membantu Inggris selama 20 tahun, mulai dari 3G hingga 4G. Kami berkomitmen untuk membantu Inggris mewujudkan konektivitas yang diinginkan," ujar Zhang.
Zhang tidak membantah bahwa sanksi dagang Amerika menyulitkan Huawei. Ia mengaku akan membahas hal tersebut dengan rekan kerja dan supplier untuk mencari solusinya. "Diskusi dengan pelanggan dan pemerintah akan menjadi tahap berikutnya," ujar Zhang mengakhiri.
ISTMAN MP | REUTERS