TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu, 7 Juni 2020, menyampaikan duka cita kepada keluarga Iyad Hallak, 32 tahun, seorang penyandang autisme yang meninggal ditembak sampai dua kali di bagian dada oleh tentara Israel.
Netanyahu menyebut pembunuhan terhadap Hallak adalah sebuah tragedi.
Situs middleeastmonitor.com mewartakan Hallak meninggal pada 30 Mei 2020 saat seorang tentara Isreal mengejarnya di Kota Tua, Jerusalem. Juru bicara kepolisian Isreal mengatakan ketika peristiwa penembakan ini terjadi, Hallak diduga sedang membawa sebuah senjata.
Kepolisian Israel sedang menyelidiki kejadian ini. Aparat kepolisian yang menembaknya sudah dibebaskan dari tahanan dan dikenai tahanan rumah.
“Apa yang terjadi pada Iyad Hallak adalah sebuah tragedi. Dia adalah seorang penyandang disabilitas, autisme, yang diduga teroris di sebuah tempat yang sensitif. Dan kami tahu ini salah,” kata Netanyahu, sambil menyampaikan permohonan maaf.
Foto Eyad Hallaq, penyandang austime yang tewas di tembak tentara Israel pada Sabtu, 30 Mei 2020. Sumber: Gaza/Twitter/middleeastmonitor.com
Masyarakat Palestina telah membandingkan kematian Hallak dengan kematian warga Amerika Serikat kulit hitam, George Floyd, yang juga meninggal di tangan polisi kulit putih. Hallak ditembak setelah dia lari karena panik mendengar tentara Israel berteriak padanya.
Warda Abu Hadid, perempuan yang merawat Hallak, mencoba memperingatkan tentara Israel bahwa Hallak menderita autisme. Namun peringatan Abu Hadid itu tidak digubris. Ratusan orang menghadiri pemakaman Hallak.
Keluarga Hallak mengatakan Hallak menderita autisme akut. Dia sangat panik dan lari setelah tentara Israel mengkonfrontasinya.
“Saya tahu aparat kepolisian sedang melakukan pemeriksaan. Kami semua mengucapkan belasungkawa kepada keluarganya,” kata Netanyahu.
Netanyahu pun mengatakan kepada Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel Amir Ohana dalam sebuah pertemuan kabinet agar dilakukan investigasi penuh atas kasus ini. Sedangkan juru bicara kepolisian Israel sampai Minggu, 7 Juni 2020, belum mau memberikan informasi apakah ada Tindakan sejauh ini yang sudah diambil terhadap aparat kepolisian yang harusnya bertanggung jawab atas meninggalnya Hallak.