TEMPO.CO, Jakarta - Baru empat hari sejak Singapura melakukan fase pertama pelonggaran aturan terkait penyebaran virus corona, social distancing sudah tidak lagi diperhatikan. Sebuah foto yang diunggah ke Reddit pada Kamis, 4 Juni 2020, memperlihatkan sebuah halte bus dipenuhi oleh para pelajar. Foto itu diberi keterangan ‘social distancing sudah mati’.
Sejumlah komentar yang masuk menyebut penumpukan penumpang di halte bus itu tak terhindarkan meskipun ada pengaturan waktu ke datangan bus dan kereta. Singapura sudah melonggarkan aturan ruang gerak masyarakat, namun stiker jaga jarak fisik atau social distancing dari transportasi umum sudah dicopot.
Menteri Transportasi Singapura Khaw Boon Wan mengunggah di Facebook bahwa menjaga jarak fisik akan sangat sulit ketika terjadi penumpukan penumpang.
Pekerja asing di Asrama S11 @ Punggol, Singapura, Ahad, 5 April 2020. Asrama ini memiliki 63 kasus virus Corona. Para pekerja di sana mengeluh tentang kondisi yang tidak bersih dan penuh sesak.[Wem Desmond/Straits Times
Sulitnya menjaga jarak fisik juga terlihat di supermarket. Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah pembeli di beberapa supermarket terlihat mengabaikan aturan social distancing atau jaga jarak fisik demi menekan penyebaran virus corona. Reporter di Today Online mengunjungi beberapa gerai supermarket dalam dua hari terakhir dan menemukan kepadatan pembeli seperti yang sudah diproyeksi Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura pada akhir April 2020.
Ada sejumlah pembeli berkumpul bersama, khususnya di area makanan segar dan bahan-bahan pokok.
“Tampaknya tidak ada yang peduli atau mengikuti aturan lagi,” kata kata Nadia, 51 tahun, konsumen, yang juga menyebut kurangnya petugas yang berjaga di supermarket untuk mengingatkan para pembeli agar tetap mejaga jarak fisik.
Konsumen yang lain, Henny Tee, 39 tahun, menceritakan ada beberapa pembeli yang bersikap kasar dengan mendorong dan menyikut pembeli lain demi bisa segera mengambil barang yang mereka inginkan dari rak-rak supermarket. Dengan begitu, diharapkan pembeli kasar itu bisa segera keluar meninggalkan supermarket. Padahal dengan bersikap seperti itu mereka melakukan kontak fisik dengan lebih banyak orang, ketimbang mereka menunggu giliran.
Aturan di Singapura menekankan jaga jarak fisik yang aman dan anjuran lain demi mencegah penyebaran virus corona seperti menggunakan masker saat keluar rumah serta imbauan agar baiknya tetap berada di rumah.
Sejumlah ahli memperingatkan reservoir tersembunyi infeksi virus corona di Singapura. Teo Yik Ying, Dekan Universitas Nasional Singapura untuk Kesehatan Masyarakat, mengatakan siapa pun bisa terinfeksi (virus corona) dan tanpa memperlihatkan gejala sehingga tanpa sadar menyebarkannya ke orang lain.