TEMPO.CO, Jakarta - India melaporkan ada penambahan 9.887 kasus baru virus corona dalam tempo satu hari. Kondisi itu membuat India menjadi negara terbesar keenam dengan jumlah kasus virus corona di dunia.
Penambahan kasus baru sebanyak itu terjadi dua hari sebelum India merelaksasi lockdown. Dengan adanya pelonggaran aturan lockdown, maka mal-mal, restoran dan tempat-tempat ibadah sudah dibuka kembali.
Seorang wanita menggendong kedua anaknya saat mengantre sebelum memasuki stasiun kereta api di Mumbai, India, 20 Mei 2020. Perpanjangan lockdown membuat para buruh migran tidak memiliki pekerjaan dan lebih memilih kembali ke kampung halaman mereka. REUTERS/Francis Mascarenhas
Dengan ada penambahan kasus baru sebanyak itu, maka total di India ada lebih dari 236.000 kasus virus corona. Di atas India, negara dengan kasus virus coronanya terbesar di dunia berdasarkan perhitungan Reuters adalah Amerika Serikat, Brazil, Rusia, Inggris dan Spanyol. Angka kematian akibat virus ini di India sebanyak 6.642 kasus.
Pemerintahan Perdana Menteri India Narendra Modi waswas untuk membuka kembali aktivitas perekonomian yang sudah lumpuh akibat pandemik virus corona dan membuat jutaan orang kembali bekerja. Masyarakat India menjalani lockdown sejak Maret 2020 dan pada Senin, 6 Juni 2020, akan dilonggarkan.
India memberlakukan lockdown demi menghentikan penyebaran virus corona. Beberapa ahli khawatir lockdown terlalu cepat dilonggarkan. Giridhar R Babu, ahli epidemologi dari Yayasan Kesehatan Masyarakat India, mempertanyakan pembukaan kembali tempat-tempat ibadah.
“Kita bisa bertahan tanpa membuka tempat-tempat ibadah untuk beberapa waktu,” kata Babu.
Dalam pelonggaran lockdown nanti, acara konser, pertandingan olahraga dan kampanye politik, masih belum diperbolehkan. Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada Jumat malam, 5 Juni 2020, mengatakan lockdown telah membantu India meredam penularan penyakit akibat virus corona, namun risiko kasus-kasus baru bisa muncul lagi.
“Ketika India dan negara-negara dengan populasi besar lainnya melonggarkan aturan dan masyarakat mulai beraktivitas lagi, selalu ada risiko penyakit ini muncul lagi,” kata Mike Ryan, Kepala WHO untuk program gawat darurat.
India memiliki populasi 1,3 miliar jiwa. Warga yang mendatangi tempat-tempat ibadah akan diminta untuk mencuci tangan dan kaki mereka serta dilarang membagi-bagikan makanan, mencipratkan air suci atau menyentuh patung dan kitab suci.