TEMPO.CO, Jakarta - Inggris ingin meningkatkan kerja sama dengan blok negara Asia Tenggara (ASEAN) setelah kesepakatan penuh Brexit tercapai.
Inggris telah mengajukan permohonan untuk menjadi mitra dialog dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), kata pemerintah pada hari Jumat, ketika Inggris berusaha untuk meningkatkan hubungan pasca-Brexit di wilayah tersebut.
ASEAN memiliki 10 mitra dialog yang ada termasuk Uni Eropa, yang ditinggalkan Inggris pada akhir Januari, serta Australia, Kanada, Jepang, dan Amerika Serikat.
Dikutip dari Reuters, 6 Juni 2020, Inggris mengatakan pihaknya berharap status kemitraan dengan 10 anggota ASEAN, yang berupaya mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan kolaborasi di Asia Tenggara, akan mengarah pada peluang baru di bidang perdagangan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan keamanan.
"Ketika Asia semakin penting, Inggris global akan bekerja sama lebih erat dengan teman-teman kita di kawasan ini," kata menteri luar negeri Inggris Dominic Raab.
"Dengan menjadi salah satu Mitra Dialog ASEAN, kami dapat memperkuat kemampuan kami untuk bekerja sama di seluruh wilayah Indo-Pasifik, sebagai kekuatan untuk kebaikan, dalam segala hal mulai dari perubahan iklim hingga stabilitas kawasan," kata Raab.
Inggris sudah memiliki duta besar untuk ASEAN, yang anggotanya termasuk Singapura, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Vietnam. Menjadi mitra dialog akan memungkinkan Inggris untuk menghadiri KTT dan pertemuan tingkat menteri tahunan ASEAN.
"Kami telah menjadi mitra dekat ASEAN selama lebih dari 40 tahun, selama waktu itu kami telah bekerja berdampingan dalam isu-isu politik, keamanan, ekonomi, sosial dan budaya," kata Duta Besar Inggris untuk ASEAN, Jon Lambe, dalam pernyataan yang dirilis di situs web resmi pemerintahan Inggris.
Inggris telah menjadi salah satu dari segelintir negara yang memiliki Duta Besar khusus untuk ASEAN, kedutaan besar atau Komisi Tinggi di seluruh sepuluh negara anggota ASEAN dan program kerja sama yang luas tentang topik-topik yang mencakup terorisme, perubahan iklim dan Covid-19.