TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan Amerika akan menarik 900 prajurit mereka yang berjaga di Washington DC terkait unjuk rasa George Floyd. Dikutip dari Reuters, pasukan akan kembali ke markas mereka di Fort Bragg, North Carolina serta Fort Drum, New York.
Penarikan ini menjadi yang kedua kalinya. Sebelumnya, pada hari Kamis kemarin, Menteri Pertahanan Mark Esper telah menarik lebih dulu 700 prajurit aktif di Washington DC.
"Penarikan ini dilakukan karena sudah ada cukup personil Garda Nasional di Washington DC," ujar salah seorang sumber di Pentagon, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 6 Juni 2020.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, aksi unjuk rasa yang banyak terjadi di Amerika saat ini adalah imbas dari kematian George Floyd. Floyd adalah warga kulit hitam di Minneapolis, Minnesota yang meninggal setelah kepolisian setempat menindih lehernya dengan lutut pekan lalu.
Hingga berita ini ditulis, unjuk rasa sudah berlangsung lebih dari sepekan. Beberapa di antaranya berujung kerusuhan dan penjarahan di mana warga bertarung dengan aparat keamanan. Hal itu mendorong pemerintah negara bagian menerapkan jam malam di sejumlah kota.
Kementerian Pertahanan dan Presiden Donald Trump merespon unjuk rasa tersebut dengan mengerahkan 1600 personil militer ke Washington DC. Mereka ditugaskan untuk berjaga di sana dan hanya boleh mengkonfrontir pengunjuk rasa apabila diperintahkan. Namun, langkah tersebut dicibir oleh berbagai pihak karena dianggap seperti memandang Washington DC sebagai medan perang.
Menurut sumber di Pentagon, kurang lebih ada 5000 personil Garda Nasional yang ditugaskan mengendalikan unjuk rasa George Floyd di Washington DC.
ISTMAN MP | REUTERS