TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat Amerika (HHS) memutuskan untuk sementara menutup 70 lokasi tes virus Corona (COVID-19) di seluruh penjuru Amerika. Gara-garanya, tempat tes tersebut berdekatan dengan lokasi unjuk rasa kematian George Floyd yang tidak semuanya terkendali.
"Kami menutupnya atas alasan keamanan dan ancaman kekerasan. Lokasi tes tersebut kebanyakan berada di apotek swasta dengan lingkungan rawan," menurut keterangan HHS sebagaimana dikutip dari The Washington Post, Kamis, 4 Juni 2020.
Asisten Sekretaris Bagian Kesehatan HHS, Brett Giroir, menambahkan bahwa hingga saat ini dirinya belum menentukan kapan lokasi tes itu akan dibuka kembali. Sejauh yang ia tahu, beberapa dari lokasi tes tersebut sudah rusak karena aksi kekerasan dan penjarahan.
"Kemungkinan akan memakan waktu agak lama untuk buka kembali," ujar Giroir sambil menambahkan bahwa per harinya, dalam situasi normal, Amerika bisa menggelar hingga 500 ribu tes.
Sementara itu, perkembangan terbaru terkait pandemi Corona di Amerika, sejumlah pemerintah negara bagian mewanti-wanti soal potensi kenaikan kasus. Hal tersebut menyusul makin luasnya unjuk rasa kasus George Floyd di Amerika. Diketahui unjuk rasa sudah meluas hingga ke 40 kota.
Dalam unjuk rasa tersebut, tidak semua mengenakan masker ataupun menjaga jarak fisik. Bahkan, sudah memakai masker pun masih berpotensi terkena virus Corona seperti yang dialami atlit American Football Amen Ogbongbemiga.
"Setelah mengikuti unjuk rasa di Tulsa, bahkan dalam kondisi terlindungi, saya dinyatakan positif tertular virus Corona. Jika kamu mengikuti unjuk rasa, jaga diri kalian baik-baik dan tetap waspada," ujar Ogbongbemiga
Per berita ini ditulis, jumlah kasus virus Corona di Amerika hampir mencapai 2 juta. Tercatat ada 1,9 juta kasus dan 109 korban jiwa. Salah satu kasus adalah George Floyd sendiri yang dipastikan dalam laporan otopsinya positif tertular (COVID-19). Walau begitu, kematiannya tidak terkait virus tersebut.
Lebih lanjut, penyebaran kasus virus Corona juga mulai menyebar ke daerah pinggiran, bukan lagi metropolitan. Negara bagian Arizona, misalnya, mencatatkan 1.127 kasus baru dalam sehari pada Selasa kemarin.
ISTMAN MP | CNN