TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Singapura diimbau agar tetap berhati-hati dan waspada setelah Singapura melonggarkan aturan untuk menghentikan penyebaran virus corona. Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan mengatasi pandemik virus corona itu seperti sebuah lari marathon, bukan lari cepat.
Dalam unggahan di facebook pada Senin, 1 Juni 2020, Perdana Menteri Lee mendesak seluruh masyarakat Singapura tetap waspada walaupun beberapa aturan pada Selasa, 2 Juni 2020 dilonggarkan. Di antara kewaspadaan itu adalah jaga jarak fisik atau social distancing, menggunakan masker saat keluar rumah atau mau berangkat ke kantor, rutin mencuci tangan dan menghindari kerumunan.
“Jika kita melakukan semua ini, maka kita kurang-lebih bisa menjalani kehidupan seperti normal kembali setelah aturan dilonggarkan. Kita semua tidak inginkan kasus Covid-19 naik lagi dan mengalami pembatasan gerak sekali lagi,” kata Lee, seperti dikutip dari asiaone.com.
Pekerja asing di Asrama S11 @ Punggol, Singapura, Ahad, 5 April 2020. Asrama ini memiliki 63 kasus virus Corona. Para pekerja di sana mengeluh tentang kondisi yang tidak bersih dan penuh sesak.[Wem Desmond/Straits Times]
Angka harian kasus virus corona di Singapura mengalami penurunan. Jumlah pasien virus corona yang sembuh dan keluar dari rumah sakit, bertambah. Namun Perdana Menteri Lee mengingatkan pandemik virus corona ini belum dikalahkan.
“Bahkan jika vaksin ditemukan, kehidupan tidak akan sesederhana itu kembali ke masa sebelumnya. Covid-19 telah mengekspos betapa rapuhnya gaya hidup kita. Namun ini juga memberikan kita kesempatan untuk membuktikan keberanian kita dan bangkit dengan lebih kuat,” kata Perdana Menteri Lee.
Dalam unggahannya, Lee berterima kasih kepada seluruh masyarakat Singapura karena telah ambil bagian sehingga Singapura bisa dibuka lagi dengan aman.
Singapura mengadopsi sebuah fase pendekatan untuk membuka kembali perekonomiannya, di mana sekitar 75 persen aktivitas ekonomi beroperasi lagi pada Selasa, 2 Juni 2020. Menteri Pengembangan Nasional Singapura, Lawrence Wong, mengatakan pada akhir pekan lalu otoritas akan membuat keputusan pada pertengahan Juni 2020 apakah Singapura sudah tepat untuk masuk ke fase 2 pembukaan aktivitas warganya dan memperluas aktivitas yang diperbolehkan beroperasi lagi.