TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pegawai di kantor Perdana Menteri Israel terinfeksi virus corona. Hal ini dikonfirmasi oleh kantor Perdana Menteri Israel pada Senin, 1 Juni 2020, tanpa menjelaskan apakah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, 70 tahun, ikut tertular atau tidak.
“Sebuah investigasi epidemologi sedang dilakukan, yang akan memberikan arahan sepatutnya kepada mereka yang pernah melakukan kontak dengan pegawai itu (yang kena virus corona),” demikian keterangan kantor Perdana Menteri Israel, seperti dikutip dari middleeastmonitor.com.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tiba di markas partai Likud menyusul pengumuman jajak pendapat saat pemilihan parlemen Israel di Tel Aviv, Israel, Rabu, 18 September 2019. REUTERS/Ammar Awad
Perdana Menteri Netanyahu sebelumnya sudah melakukan karantina mandiri sebanyak dua kali. Pertama ketika wabah Covid-19 menyebar di Negara Bintang Daud pada Maret 2020 atau saat Netanyahu melakukan kontak dengan seorang ajudan yang tanpa disadari terinfeksi virus corona. Hasil tes virus corona Netanyahu, negatif.
Kedua pada April 2020 atau setelah Menteri Kesehatan Israel di diagnosa positif virus corona. Ketika itu, Netanyahu kembali melakukan tes virus corona dan hasilnya negatif.
Menurut aturan Kementerian Kesehatan Israel, umumnya karantina mandiri membutuhkan waktu 14 hari. Karantina mandiri diperlukan bagi mereka yang pernah berdekatan dengan orang yang positif terkena virus corona.
Di Israel, ada lebih dari 17.100 kasus Covid-19 dan 285 pasien virus corona di sana meninggal.
Israel sudah melonggarkan lockdown pada pertengahan April 2020 setelah ada penurunan jumlah kasus baru virus corona. Pelonggaran dilakukan secara bertahap, mulai dari membuka kembali sekolah-sekolah, aktivitas bisnis, pantai, toko-toko dan restoran-restoran.
Akan tetapi, kasus infeksi virus corona dalam sepekan terakhir di Israel naik kembali. Perdana Menteri Netanyahu memperingatkan pembatasan ruang gerak masyarakat akan kembali diberlakukan jika tren kasus baru virus corona terus naik.