TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk wilayah Amerika memastikan bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban dalam unjuk rasa kematian George Floyd. Wakil Dubes RI, Iwan Freddy Hari Susanto, mengatakan bahwa pihaknya terus memonitor kondisi WNI dan perkembangan situasi di Amerika yang tengah memanas.
Untuk mempermudah monitoring tersebut, komunikasi terus dilakukan terhadap komunitas-komunitas WNI di Amerika seperti PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Amerika. Dengan begitu, gambaran situasi dan kondisi yang didapatkan lebih akurat.
"Seluruh WNI di AS, yang berjumlah 142.441 orang, saat ini berada dalam kondisi aman dan baik-baik. Tidak ada laporan terkait WNI yang terdampak akibat demo", ujar Iwan pada pernyataan persnya, Selasa, 2 Juni 2020.
Iwan melanjutkan bahwa KBRI telah mengeluarkan himbaun kepada seluruh WNI di Amerika untuk tetap tenang, hati-hati, dan tidak keluar dari rumah dalam situasi seperti sekarang. Jika pun memang harus keluar dari rumah, Iwan mengharapkan hal tersebut untuk sesuatu yang bersifat darurat seperti membeli kebutuhan rumah tangga ataupun pergi ke dokter.
"WNI juga kita wanti-wanti agar menjauhi tempat-tempat terjadinya aksi unjuk rasa karena akan membahayakan keselamatan dan keamanan mereka. Patuhi setiap instruksi, kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh otoritas setempat," ujar Iwan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, aksi unjuk rasa yang banyak terjadi di Amerika saat ini adalah imbas dari kematian George Floyd. Floyd adalah warga kulit hitam di Minneapolis, Minnesota yang meninggal setelah kepolisian setempat menindih lehernya dengan lutut beberapa hari lalu.
Hingga berita ini ditulis, unjuk rasa sudah memasuki hari ketujuh. Unjuk rasa tersebut diperkirakan sudah menyebar ke 40 kota di Amerika. Beberapa di antaranya berujung kerusuhan dan penjarahan hingga mendorong pemerintah setempat menerapkan jam malam.
Presiden Donald Trump telah memberikan respon atas unjuk rasa yang terjadi. Ia menegaskan akan mendorong pengusutan perkara George Floyd hingga tuntas serta memastikan unjuk rasa berjalan tertib. Jika unjuk rasa berujung rusuh, ia mengancam akan menerjunkan aparat militer yang direspon negatif oleh sejumlah gubernur negara bagian.
ISTMAN MP | CNN