TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden Amerika dari Partai Demokrat, Joe Biden, semakin aktif keluar setelah beberapa bulan mengisolasi diri. Kali ini, ia mengunjungi lokasi-lokasi unjuk rasa warga kulit hitam Amerika pasca meninggalnya George Floyd di tangan Kepolisian Minneapolis.
Salah satu lokasi yang dikunjungi Biden adalah Delaware. Di sana, Biden menemui sejumlah demonstran yang bertahan dan mengimbau mereka untuk jangan memicu aksi kekerasan.
"Kita adalah bangsa yang tengah sakit, namun jangan sampai penyakit itu menghancurkan kita," ujar Biden sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 1 Juni 2020.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, aksi unjuk rasa yang banyak terjadi di Amerika saat ini adalah imbas dari kematian George Floyd. Floyd adalah warga kulit hitam di Minneapolis, Minnesota yang meninggal setelah kepolisian setempat menindih lehernya dengan lutut beberapa hari lalu.
Floyd, yang lehernya tertindih, meronta-ronta meminta tolong namun polisi yang menahannya tidak menggubris. Kepolisian setempat baru panik setelah mengetahui Floyd tak lagi bernafas di bawah mereka. Mereka yang terlibat di peristiwa tersebut telah dipecat dari Kepolisian Minneapolis dan diperkarakan secara hukum.
Walau mereka yang terlibat telah diperkarakan, aksi tersebut memicu serangkaian unjuk rasa dan kerusuhan di berbagai tempat. Di beberapa negara bagian, pengunjuk rasa sampai bentrok dengan personil Kepolisian yang berujung baku hantam, pembakaran, dan aksi penjarahan.
Biden mengatakan bahwa unjuk rasa terhadap aksi brutal Kepolisian Amerika adalah hal yang sah dan berhak dilakukan. Namun, menambahi aksi tersebut dengan pembakaran dan penjarahan adalah sesuatu yang berlebihan menurutnya.
"Memprotes aksi brutal adalah benar dan penting. Tetapi membakar dan menghancurkan lokasi publik tidak," ujar Biden menegaskan soal aksi unjuk rasa untuk George Floyd.
Pada November nanti, Joe Biden akan berhadapan dengan Trump pada Pemilu Presiden Amerika. Trump, beberapa hari terakhir, menjadi sorotan karena pernyataannya yang mengecam aksi unjuk rasa di berbagai negara bagian Amerika.
ISTMAN MP | REUTERS