TEMPO.CO, Jakarta - Rwanda untuk pertama kali melaporkan kematian akibat Covid-19 pada Sabtu, 30 Mei 2020. Pasien Covid-19 yang meninggal itu adalah seorang sopir truk, 65 tahun, yang pulang ke negara asalnya Rwanda dari sebuah negara tetangga dalam kondisi sakit.
Kementerian Kesehatan Rwanda melaporkan pasien itu meninggal karena komplikasi pernafasan parah yang dialaminya. Sebelum meninggal, pasien yang identitas lengkapnya tidak dipublikasi itu, mendapatkan perawatan di ICU yang dikhususnya bagi pasien-pasien Covid-19.
Ilustrasi kematian. Forbes.com
Dikutip dari aa.com.tr, Rwanda sudah melonggarkan lockdown untuk menghentikan penyebaran virus corona pada 4 Mei 2020. Namun relaksasi lockdown itu baru sebatas membolehkan para pelaku usaha menempatkan staf untuk menyelesaikan tugas-tugas penting.
Pembatasan gerak dan jenis aktivitas lainnya di Ibu Kota Kigali direncanakan akan dilonggarakan per 1 Juni 2020. Larangan mengendarai motor juga akan dicabut pada tanggal tersebut. Akan tetapi, wilayah-wilayah perbatasan Rwanda masih akan ditutup.
Data Kementerian Kesehatan Rwanda menyebut pada Sabtu, 30 Mei 2020, ada tambahan empat kasus baru Covid-19 di negara itu. Dengan begitu, total ada 359 kasus virus corona di Rwanda. Dari jumlah tersebut, sebanyak 250 pasien berhasil sembuh.
Rwanda sudah melakukan tes virus corona pada 66.976 orang di negara itu. Data dari Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat memperlihatkan sampai Sabtu, 30 Mei 2020, ada 6 juta kasus Covid-19 total seluruh dunia.