Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keputusan Trump 'Hukum' Hong Kong Sisakan Banyak Pertanyaan

image-gnews
Presiden AS Donald Trump menjawab pertanyaan selama pengarahan harian gugus tugas virus Corona di Gedung Putih di Washington, AS, 20 April 2020. [REUTERS / Jonathan Ernst]
Presiden AS Donald Trump menjawab pertanyaan selama pengarahan harian gugus tugas virus Corona di Gedung Putih di Washington, AS, 20 April 2020. [REUTERS / Jonathan Ernst]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Presiden Amerika Donald Trump untuk mencabut berbagai hak istimewa yang diberikan ke Hong Kong meninggalkan banyak pertanyaan. Menurut sejumlah diplomat dan pakar untuk kawasan Cina, Trump sama sekali belum memberikan detil bagaimana kebijakan itu akan dilaksanakan

"Ada banyak hal yang belum terjawab," ujar Wendy Cutler, diplomat dan mantan negosiator dagang Amerika sebagaimana dikutip dari South China Morning Post, Sabtu, 30 Mei 2020.

Diberitakan sebelumnya, Trump memutuskan untuk mencabut hak istimewa Hong Kong sebagai respon terhadap rencana penerapan UU Keamanan Nasional di sana. UU Keamanan Nasional Hong Kong sendiri adalah regulasi yang disiapkan Pemerintah Cina untuk mengatur intervensi, subversi, terorisme, dan pemisahan diri di Hong Kong.

Banyak pihak mengkritik rencana Cina tersebut. Menurut mereka, regulasi itu akan membuat Hong Kong kehilangan otonominya dan menjadi tunduk sepenuhnya di bawah Cina. Amerika, yang tengah berseteru dengan Cina, tidak ingin negeri tirai bambu itu mengambil manfaat dari hak istimewa yang diberikan ke Hong Kong. Oleh karenanya, Trump memutuskan untuk mencabut hak istimewa tersebut.

Hingga berita ini ditulis, Trump hanya mengatakan bahwa pencabutan hak istimewa tersebut akan melingkupi banyak hal dengan sedikit pengecualian. Namun, ia tidak memberikan detilnya dan tidak membuka sesi tanya jawab ketika keputusannya diumumkan.

Cutler mengatakan, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan Trump dalam mencabut hak istimewa Hong Kong. Beberapa di antaranya soal kontrol ekspor, tarif dagang, pemberian visa, serta dampak ke Cina, Hong Kong, dan Amerika itu sendiri.

Hal senada disampaikan oleh pemerhati isu Cina dari Centre for Strategic and International Studies, Jude Blanchette. Ia berkata, Trump tidak mengungkap banyak hal soal rencananya. Hal itu, menurut Blanchette, adalah cara Trump untuk menyisakan cukup ruang negosiasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sebuah pernyataan yang 'tegas', tetapi hanya retorika, tidak menyebabkan apapun," ujar Blanchette Blanchette menambahkan bahwa dirinya juga menyakini Cina sudah memperhitungkan respon Amerika. 

Professor ekonomi politik dari Universita California, Victor Shih, juga menyakini Cina sudah membuat perhitungan apabila Amerika mencabut hak istimewa Hong Kong. Membawa Hong Kong menjadi satu dengan Cina, kata Shih, juga memiliki manfaat yang besar bagi Cina.

"Hal yang akan lebih berdampak adalah apabila Amerika melarang bank-bank Amerika untuk melakukan transaksi finansial di Hong Kong. Banyak entitas Cina di Hong Kong mendapat pendanaan ratusan miliar Dollar dari mereka," ujar Shih.

Secara terpisah, Cina mengatakan bahwa keputusan yang diambil Trump sangatlah gegabah dan sepihak.

ISTMAN MP | SOUTH CHINA MORNING POST

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

4 jam lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

18 jam lalu

Sejumlah rudal Iran dipamerkan selama parade militer tahunan di Teheran, Iran, 22 September 2023. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.


Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

20 jam lalu

Fasilitas Nuklir Iran di Isfahan.[haaretz]
Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.


Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

1 hari lalu

Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih, Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024. Dok. Humas Kementerian Pertahanan.
Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024.


Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat konferensi pers di gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat pada Kamis, 18 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

Indonesia dan Cina akan memperkuat kerja sama ekonomi di berbagai bidang, termasuk investasi.


Retno Marsudi: Akar Masalah Instabilitas Timur Tengah adalah Isu Palestina

1 hari lalu

Retno Marsudi: Akar Masalah Instabilitas Timur Tengah adalah Isu Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut isu Palestina sebagai akar masalah dari ketidakstabilan di Timur Tengah.


3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 18 April 2024. Wang Yi melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo usai Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, melawat ke China pada awal April lalu dan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping. Keduanya berbagi pandangan mengenai kedamaian regional dan berkomitmen untuk mempererat hubungan. TEMPO/Subekti.
3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

Presiden Jokowi menyampaikan tiga pesan saat bertemu Menlu Cina Wang Yi di Istana Kepresidenan Jakarta hari ini.


Jokowi Sampaikan 3 Pesan dalam Pertemuan dengan Menlu Cina Wang Yi

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Jakarta usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, Kamis, 18 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Sampaikan 3 Pesan dalam Pertemuan dengan Menlu Cina Wang Yi

Jokowi menyoroti bidang perdagangan Indonesia-Cina terus meningkat sebesar 127 miliar USD.


Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Cina Wang Yi di Istana

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Istana Kepresidenan Jakarta untuk kunjungan kehormatan kepada Presiden Joko Widodo pada Kamis pagi, 18 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Cina Wang Yi di Istana

Presiden Jokowi menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, di Istana Kepresidenan Jakarta.


Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

2 hari lalu

Legoland Malaysia, salah satu destinasi wisata favorit di Malaysia. Dok.  tiket.com
Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

Malaysia menyiapkan meja bantuan yang dikelola oleh petugas berbahasa Mandarin untuk membantu wisatawan Cina.