Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Respon UU Keamanan Nasional, Trump Cabut Hak Istimewa Hong Kong

image-gnews
Ekspresi Presiden AS Donald Trump saat diperlihatkan masker oleh Wakil Presiden Rantai Pasokan Terpadu Honeywell, Tony Stallings ketika mengunjungi pabrik masker di Phoenix, Arizona, AS, 5 Mei 2020. Dalam kunjungan tersebut, Trump bersama rombongannya tampak tidak mengenakan masker. REUTERS/Tom Brenner
Ekspresi Presiden AS Donald Trump saat diperlihatkan masker oleh Wakil Presiden Rantai Pasokan Terpadu Honeywell, Tony Stallings ketika mengunjungi pabrik masker di Phoenix, Arizona, AS, 5 Mei 2020. Dalam kunjungan tersebut, Trump bersama rombongannya tampak tidak mengenakan masker. REUTERS/Tom Brenner
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Merespon rencana penerapan UU Keamanan Nasional Hong Kong, Presiden Amerika Donald Trump memutuskan untuk mencabut hak-hak istimewa yang diberikan ke negara tersebut. Trump mengatakan, hal tersebut ia putuskan sebagai hukuman terhadap Cina yang ingin mengambil alih otonomi Hong Kong.

"Kami akan mencabut hak istimewa Hong Kong yang selama ini kami perlakukan berbeda dengan Cina," ujar Trump dalam jumpa pers di Gedung Putih,  dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 30 Mei 2020.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Cina tengah mempersiapkan UU Keamanan Nasional Hong Kong yang diklaim berfungsi untuk melindungi keamanan Hong Kong. Kurang lebih ada empat hal besar yang akan diatur oleh regulasi baru tersebut yatu subversi, intervensi, terorisme, dan pemisahan diri.

Regulasi tersebut mendapat pertentangan keras dari warga Hong Kong, terutama dari mereka yang penggiat demokrasi dan hak asasi manusia. Menurut mereka, regulasi tersebut sama saja dengan menyerahkan Hong Kong terhadap Cina. Dan, ketika Cina berkuasa, mereka khawatir para penentang kebijakan negeri tirai bambu itu akan dianggap melakukan subversi dan diperkarakan.

Di luar Hong Kong, kritik keras datang dari negara-negara tetangga. Salah satunya adalah Amerika yang memang tengah berseteru dengan Cina. Penasehat Pemerintah Amerika, Robert O'Brien, beberapa waktu lalu sudah mengatakan bahwa besar kemungkinan Amerika akan memberikan sanksi dagang ke Hong Kong dan mencabut status spesial yang selama ini diberikan.

Trump melanjutkan bahwa ia juga akan menerapkan sanksi terhadap mereka yang membantu Cina menggolkan UU Keamanan Nasional Hong Kong. Ia tidak menyebutkan siapa targetnya, namun menegaskan bahwa kebijakan anti UU Keamanan Nasional Hong Kong akan menyasar banyak hal.

"Kebijakan ini meliputi banyak hal atau perjanjian yang selama ini dijalani Hong Kong mulai dari perjanjian ekstradisi hingga kendali ekspor. Hanya akan ada sedikit pengecualian," ujar Trump.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menanggapi ucapan Trump, pasar finansial merasa Trump hanya menggertak dan tidak benar-benar berniat menghukum Hong Kong atau Cina. Kalaupun benar terjadi, mereka merasa penerapannya tidak akan berlangsung dalam waktud dekat.

"Saya rasa belum ada perubahan banyak. Amerika belum mengambil langkah yang benar-benar meningkatkan tensi (dengan Cina)," ujar Craig Allen, Presiden dari Dewan Bisnis Amerika-Cina.

Hal senada disampaikan oleh diplomat Amerika untuk wilayah Asia Timur, Daniel Russel. Ia menganggap rencana Trump terhadap Hong Kong masih belum detil dan ia belum tahu bagaimana kebijakan itu akan diterapkan ke depannya. Russel malah mengaku khawatir langkah Trump akan mempercepat kejatuhan Hong Kong terhadap Cina.

"Saya rasa Cina benar-benar memperhitungkan dampak (kebijakan Amerika) dan mereka merasa hal itu masih bisa dikendalikan," ujar Russel.

ISTMAN MP | REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

1 detik lalu

Paiya Mountain, Cina (dpxq.gov.cn)
Demi Konten, Turis di Cina Mempertaruhkan Nyawanya Bergelantungan di Tebing

Warganet menyayangkan sikap turis di Cina tersebut karena tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pihak lain.


Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

18 jam lalu

Bendera Filipina berkibar dari BRP Sierra Madre, sebuah kapal Angkatan Laut Filipina yang kandas sejak 1999 dan menjadi detasemen militer Filipina di Second Thomas Shoal yang disengketakan, bagian dari Kepulauan Spratly, di Laut Cina Selatan, 29 Maret 2014. REUTERS  /Erik De Castro
Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

Ferdinand Marcos Jr. akan menerapkan tindakan balasan yang proporsional terhadap serangan Cina di Laut Cina Selatan.


Rekomendasi Tempat Wisata dan Kuliner untuk Keluarga di Hong Kong

19 jam lalu

Rekomendasi Tempat Wisata dan Kuliner untuk Keluarga di Hong Kong

Hong Kong, sebuah kota yang memikat dengan perpaduan antara budaya tradisional dan kemajuan modern, menawarkan pengalaman liburan yang tak terlupakan bagi seluruh anggota keluarga.


Gaet Turis Indonesia, Hong Kong Promosi Wisata Ramah Muslim

1 hari lalu

Hong Kong Tourism Board menggelar Ngabuburit dan Buka Puasa Bersama Hong Kong Tourism Board di Jakarta, Rabu, 27 Maret 2024.
Gaet Turis Indonesia, Hong Kong Promosi Wisata Ramah Muslim

Dengan jumlah 270 juta jiwa, yang sebagian besar adalah muslim, Indonesia akan menjadi segmen wisatawan yang penting bagi Hong Kong.


Kiat Dian Ayu Lestari Mencari Makanan Halal saat Liburan ke Luar Negeri

1 hari lalu

Dian Ayu Lestari (TEMPO/Mila Novita)
Kiat Dian Ayu Lestari Mencari Makanan Halal saat Liburan ke Luar Negeri

Menurut Dian Ayu Lestari, kini banyak negara tujuan wisata menyediakan informasi tentang makanan halal.


Laba-laba Jantan dan Betina di Cina Ini Kerja Sama Penyamaran Jadi Bunga

1 hari lalu

Pasangan laba-laba kepiting (Thomisus spp) diduga berkamuflase di antara bunga Hoya pandurata. Esajournals.onlinelibrary.wiley.com
Laba-laba Jantan dan Betina di Cina Ini Kerja Sama Penyamaran Jadi Bunga

Satu spesies laba-laba yang ditemukan di Cina diduga telah berevolusi hingga pejantan dan betina bisa berpasangan menyerupai rupa bunga.


Top 3 Dunia: Donald Trump Ingatkan Israel Soal Gaza hingga Netanyahu Ngambek

2 hari lalu

Kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump pada  malam pemilihan pendahuluan presiden New Hampshire, di Nashua, New Hampshire, AS, 23 Januari 2024. REUTERS/Mike Segar
Top 3 Dunia: Donald Trump Ingatkan Israel Soal Gaza hingga Netanyahu Ngambek

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 26 Maret 2024 diawali oleh mantan presiden AS Donald Trump memperingatkan warga Israel soal Gaza


Cina Akan Larang Chip Intel dan AMD di Komputer Kantor Pemerintahan

2 hari lalu

Advanced Micro Devices (AMD) chip. AP/Paul Sakuma
Cina Akan Larang Chip Intel dan AMD di Komputer Kantor Pemerintahan

Sebelumnya, Amerika Serikat pertimbangkan tambah daftar perusahaan chip Cina dalam Entity List.


Kongres Drone akan Diadakan di Cina pada Mei 2024

2 hari lalu

Ilustrasi drone. Efrem Lukatsky/Pool via REUTERS
Kongres Drone akan Diadakan di Cina pada Mei 2024

Kongres Drone Dunia ke-8 akan diadakan di Shenzhen, Cina Selatan, pada 24-26 Mei 2024


Eksekutif Minimarket Malaysia Didakwa atas Penjualan Kaus Kaki Bertuliskan Allah

2 hari lalu

Jaringan toko serba ada KK Super Mart. (Foto: Facebook/KK Super Mart)
Eksekutif Minimarket Malaysia Didakwa atas Penjualan Kaus Kaki Bertuliskan Allah

Beberapa pasang kaus kaki bertuliskan "Allah" dijual di salah satu toko KK Super Mart, sehingga memicu kemarahan publik Malaysia