TEMPO.CO, Jakarta - Cina telah menutup akun media sosial populer di negara itu, WeChat karena dianggap selama ini menyebarkan berita bohong, ujaran kebencian dan memicu terjadinya perang kata-kata dengan Amerika Serikat.
Penutupan akun WeChat dilakukan saat Cyberspace Administration of China memulai kampanye baru untuk membersihkan informasi yang salah dan teori konspirasi di internet Cina.
South China Morning Post pada 26 Mei 2020 melaporkan penutupan akun WeChat terjadi di saat hubungan Cina dan Amerika Serikat berada di titik terendah dalam beberapa bulan terakhir dipicu masalah wabah virus corona dan keputusan Beijing untuk memberlakukan Undang-Undang Keamanan Nasional di Hong Kong.
Kelompok nasionalis dan pengusaha oportunis disebut telah mengaitkan hubungan bilateral yang buruk itu dengan mengeksploitasi media sosial untuk menyebarkan kebohongan dan menebarkan pesan anti-Amerika.
Cina juga menutup forum cendikiawan Zhidao Xuegong yang memiliki jutaan pengikuti di WeChat sebelum ditutup pada hari Minggu lalu, 24 Mei 2020.
"Amerika Serikat telah mengelola jasad COVID-19 menjadi hamburger," ini kalimat terbaru yang diunggah Zhidao Xuegong di WeChat.
Ada sekitar 30 juta akun media sosial menggunakan WeChat.
Pemerintah Cina menutup akun Zhidao Xuegong dan akun lainnya di WeChat untuk menenangkan kelompok anti-Amerika karena dapat menciptakan banyak dampak.