TEMPO.CO, Jakarta - Di luar perkiraan, perayaan Idul Fitri di Afganistan berlangsung damai kemarin. Suasana damai terjadi saat milisi Taliban mengumumkan gencatan senjata pada Sabtu malam selama 3 hari dimulai 24 Mei 2020.
"Ini menggandakan sukacita Idul Fitri bagi orang-orang," kata Nasruddin, penduduk Kabul kepada Arab News, 25 Mei 2020.
Selama Ramadan, milisi Taliban melakukan serangan dan menewaskan sedikitnya 146 warga sipil dan melukai 430 orang.
Taliban berseteru dengan pemerintah Afganistan yang dipimpin Presiden Ashraf Ghani mengenai pembebasan seluruh milisi Taliban dari penjara sebagai bagian dari kesepakatan damai kedua belah pihak setelah 18 tahun berkonflik.
Ketegangan antara milisi Taliban dan pemerintahan Ghani memunculkan kekhawatiran perjanjian damai antara Taliban dan Amerika Serikat yang ditandatangani 29 Februari lalu akan hancur.
Kekhawatiran ini muncul setelah mencermati ketegangan antara Taliban dan pemerintahan yang dipimpin Ghani.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyambut keputusan Taliban melakukan gencatan senjata di saat Idul Fitri.
"Sekretaris Jenderal mendesak semua pihak yang terkiat untuk mengambil peluang ini dan merangkul proses perdamaian yang dipimpin dan dimiliki Afganistan," kata Guterres melalui pernyataan resminya pada Sabtu malam.
"Hanya penyelesaian damai yang dapat mengakhiri penderitaan di Afganistan. PBB berkomitmen mendukung rakyat dan pemerintah Afganistan dalam upaya penting ini."
Presiden Ghani menyambut keputusan Taliban melakukan gencatan senjata. Pemerintah Afganistan pun menunjukkan komitmennya untuk melanjutkan proses perdamaian dengan mempersiapkan pemebbasan 2 ribu tahanan milisi Taliban.