TEMPO.CO, Meiktila - Seorang dokter di Myanmar terkena tuduhan menghina agama setelah terlibat debat online soal pengajaran edukasi seks di sekolah.
Dokter bernama Kyaw Win Thant, 31 tahun ini, ditangkap pada Selasa setelah terjadi konflik di sebuah biara di pusat Kota Meiktila.
Saat itu, dia meminta maaf kepada biksu karena mengritik lewat unggahan di Facebook.
“Sejumlah video menunjukkan beberapa ratus orang datang ke biara untuk mengecam Kyaw Win Thant dan memintanya untuk ditangkap,” begitu dilansir Reuters pada Kamis, 21 Mei 2020.
Sejumlah sumber membenarkan penangkapan dokter ini dan tuduhan penistaan agama.
Baca juga:
Kyaw menghadapi ancaman hukuman penjara selama dua tahun jika terbukti bersalah.
Unggahan di laman Facebook miliknya telah dihapus. Ini membuat Reuters tidak bisa mengecek soa penggunaan kata dalam unggahan itu yang dinilai menghina agama.
Isu edukasi seks di sekolah merupakan topik yang tabu bagi negara dengan mayoritas penduduk Budha ini.
Biksu masih dianggap sebagai panduan moral penting bagi masyarakat.
Isu edukasi seks mendapat dukungan luas dari kelompok advokasi perempuan dan aktivis.
Namun, isu ini justru ditentang oleh kelompok nasionalis, konservatif dan banyak orang tua.
Menurut U Warama, juru bicara dari State Sangkha Maha Nayaka, sebuah badan tinggi bagi biksu Budha, mereka tidak punya opini soal ini.
“Kami tidak pernah mengatakan setuju atau tidak setuju soal kurikulum baru ini. Ini bukan urusan biksu,” kata U Warama.
Menurut seorang bekas politikus dan pendukung kelompok nasionalis, Win Tun, bisa terjadi kerusuhan di Myanmar jika dokter ini tidak dihukum. Dia menilai edukasi seks di Myanmar sebagai hal yang tidak bisa diterima.