TEMPO.CO, Jakarta - Swedia adalah negara yang mengambil pendekatan berbeda melawan virus corona (Covid-19) dibanding negara lain, yakni menggunakan herd immunity.
Atikel yang diterbitkan MIT Technology Review menyatakan pada dasarnya ada tiga cara untuk menghentikan penyakit Covid-19 untuk selamanya. Salah satunya melibatkan pembatasan luar biasa pada pergerakan yang kini dikenal lockdown, serta pengujian agresif, untuk menghentikan transmisi sepenuhnya. Namun, ini sulit mengingat virus corona sekarang telah mewabah ke 100 lebih negara. Yang kedua adalah vaksin yang bisa melindungi semua orang, tetapi vaksin masih perlu dikembangkan dan tampaknya tidak dalam waktu dekat.
Yang ketiga berpotensi efektif tetapi mengerikan untuk dipertimbangkan, yakni membiarkan orang tertular sampai mendapatkan kekebalan virus.
Jika virus terus menyebar, pada akhirnya banyak orang yang akan terinfeksi dan (jika mereka bertahan hidup) menjadi kebal sehingga wabah akan hilang dengan sendirinya, karena kuman menemukan semakin sulit untuk menemukan inang yang rentan. Fenomena ini dikenal sebagai "herd immunity".
Tetapi Swedia telah mengungkapkan bahwa meskipun mengadopsi langkah-langkah yang lebih santai untuk mengendalikan virus corona, hanya 7,3% orang di Stockholm yang mengembangkan antibodi yang diperlukan untuk melawan penyakit pada akhir April.
Angka tersebut, yang dikonfirmasi oleh Otoritas Kesehatan Masyarakat Swedia, kira-kira sama dengan negara-negara lain yang memiliki data dan jauh di bawah 70-90% yang dibutuhkan untuk menciptakan herd immunity dalam suatu populasi, menurut laporan CNN, 22 Mei 2020.
Ahli epidemiologi negara Anders Tegnell dari Badan Kesehatan Masyarakat Swedia pada konferensi pers [JANERIK HENRIKSSON / TT NEWS AGENCY / REUTERS]
Swedia mengadopsi strategi yang sangat berbeda untuk menghentikan penyebaran virus corona dibanding negara lain dengan hanya menerapkan pembatasan yang sangat ringan pada kehidupan sehari-hari.
Kepala ahli epidemiologi Swedia Anders Tegnell mengatakan jumlah itu "sedikit lebih rendah" dari yang diharapkan "tetapi tidak terlalu rendah, mungkin satu atau beberapa persen."
"Itu sesuai dengan model yang kami miliki," katanya saat berbicara di konferensi pers di Stockholm.
Penelitian yang dilakukan oleh Badan Kesehatan Masyarakat Swedia bertujuan untuk menentukan potensi herd immunity dalam populasi, berdasarkan 1.118 tes yang dilakukan dalam satu minggu. Ini bertujuan untuk melakukan jumlah tes yang sama setiap tujuh hari selama periode delapan minggu. Hasil dari daerah lain akan dirilis nanti, kata juru bicara Otoritas Kesehatan Masyarakat Swedia.
Alih-alih mengorbankan kebebasan masyarakat, Swedia telah mengadopsi strategi yang berbeda dengan negara-negara Nordik lainnya selama pandemi, memilih untuk menghindari lockdown dan menjaga sebagian besar sekolah, restoran, salon dan bar tetap buka. Namun, pemerintah mengimbau orang untuk menahan diri melakukan perjalanan panjang dan menekankan tanggung jawab pribadi.
Strategi ini dikritik oleh para peneliti Swedia sejak awal, yang mengatakan bahwa upaya untuk menciptakan herd immunity memiliki dukungan yang rendah. Tetapi pihak berwenang membantah bahwa mencapai herd immunity adalah tujuan mereka.
Herd immunity tercapai ketika mayoritas populasi tertentu, sekitar 70 hingga 90%, menjadi kebal terhadap penyakit menular, baik karena mereka telah terinfeksi dan pulih, atau melalui vaksinasi. Ketika itu terjadi, penyakit ini cenderung menyebar ke orang-orang yang tidak kebal, karena tidak ada cukup pembawa infeksi untuk menular ke mereka.
Apa kata WHO soal Herd Immunity?