TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengkritisi dana bantuan US$ 2 miliar atau Rp 29 triliun dari Beijing ke WHO membandingkannya dengan ratusan ribu hilangnya nyawa dan kerugian hingga triliun dollar. Pompeo menolak klaim Presiden Cina Xi Jinping bahwa Beijing sudah bertindak transparan setelah wabah virus corona muncul pertama kali di Cina.
Menurut Pompeo, jika Presiden Xi ingin membuktikan transparansi yang diklaim pihaknya, maka Xi harus mau berani menggelar jumpa pers dan mengizinkan para wartawan bertanya apapun yang mereka mau kepada Presiden Xi.
Baca Juga:
“Presiden Xi mengklaim pada pekan ini bahwa Cina bersikap terbuka dan transparan bertanggung jawab. Saya berharap itu benar adanya,” kata Pompeo, seperti dikutip dari reuters.com.
Seorang pasien virus Corona beristirahat di ruang ICU University of Washington Medical Center, Seattle, AS, 24 April 2020. Amerika Serikat hingga kini masih menjadi negara dengan kasus virus Corona terbanyak di dunia dengan jumlah kasus mencapai 988.469 kasus. REUTERS/David Ryder
Dalam acara jumpa pers di kantor Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Pompeo menuding Beijing terus menahan sampel-sampel virus corona dan menutup akses ke sejumlah fasilitas, menyensor diskusi dan banyak lagi. Sebelumnya Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga mengkritisi cara Beijing menangani wabah virus corona dan menyebut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sebagai boneka Cina.
Menanggapi kritikan itu, Pemerintah Cina menyebut Pompeo sangat tidak bertanggung jawab dan mendesaknya untuk menjelaskan apa kekurangan yang dimaksud. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian mempertanyakan mengapa Amerika Serikat tidak mengambil sikap dan langkah-langkah pencegahan pada Januari dan Maret 2020. Zhao menilai Amerika Serikat sudah gagal membendung penyebaran virus corona di negara itu dan Zhao ingin Pompeo pun menjelaskan hal ini ke dunia.
Hubungan Amerika Serikat – Cina diselimuti ketegangan dalam beberapa pekan terakhir, di mana Pompeo dan Presiden Trump mengkritisi cara Beijing menangani wabah virus corona. Amerika Serikat telah menjadi negara paling terpukul oleh pandemik virus corona.