TEMPO.CO, Jakarta - Tim penyelamat mencari korban selamat di India timur dan Bangladesh pada hari Kamis sehari setelah Topan Amphan menghancurkan desa-desa pesisir, memutus saluran listrik, dan membanjiri daratan.
Seluruh korban dan kerusakan bangunan yang disebabkan oleh Topan Amphan hanya akan diketahui setelah komunikasi dipulihkan, kata para pejabat, dikutip dari Reuters, 21 Mei 2020.
Sementara setidaknya puluhan orang tewas di negara bagian Benggala Barat India dan sepuluh di negara tetangga, Bangladesh.
Sebagian besar kematian disebabkan oleh pohon-pohon yang tumbang akibat angin yang berhembus hingga 185 km per jam, dan gelombang badai sekitar lima meter yang menggenangi daerah-daerah pantai dataran rendah ketika topan muncul dari Teluk Benggala pada Rabu.
"Saya belum pernah melihat badai seperti ini dalam hidup saya. Rasanya seperti kiamat. Yang bisa saya lakukan hanyalah berdoa...Allah Yang Mahakuasa menyelamatkan kita," kata Azgar Ali, 49 tahun, seorang penduduk distrik Satkhira di pantai Bangladesh.
Digolongkan sebagai topan super, Topan Amphan telah melemah sejak menghantam daratan. Topan pindah ke pedalaman melalui Bangladesh dan dilaporkan menurun menjadi badai siklon pada hari Kamis oleh kantor cuaca India.
Mohammad Asaduzzaman, seorang pejabat senior polisi di Satkhira, menggambarkan kehancuran yang diakibatkan topan Amphan.
"Kehancuran sangat besar. Banyak desa banjir. Badai merusak atap seng, memutus kabel listrik, dan menumbangkan pohon," katanya.
Di sisi Sundarbans India, seorang pejabat desa mengatakan tanggul di sekitar pulau dataran rendah, tempat sekitar 5.000 orang tinggal, hanyut, dan dia tidak dapat menghubungi pihak berwenang untuk meminta bantuan.
Sementara ribuan orang telah kehilangan tempat tinggal setelah topan Amphan menghantam pantai timur India pada Rabu sore.
Seorang lelaki memotong dahan-dahan pohon yang tumbang setelah Topan Amphan menghantam Kolkata, India, 21 Mei 2020. [REUTERS / Rupak De Chowdhuri TPX IMAGES OF THE DAY]
Topan Amphan, yang merupakan topan paling kuat yang pernah dicatat di Teluk Benggala sebelum melemah, merobohkan rumah-rumah, merobohkan pohon-pohon, memutus jembatan-jembatan dan meninggalkan daerah-daerah yang sebagian besar pedesaan tanpa daya atau komunikasi.
Pihak berwenang di kedua negara berhasil mengevakuasi lebih dari tiga juta orang, memindahkan mereka ke tempat perlindungan sebelum Amphan menyerang. Tetapi upaya evakuasi difokuskan pada komunitas yang terletak langsung di jalur topan, membuat desa-desa di tepian masih rentan.
Gambar-gambar televisi menunjukkan kapal-kapal terbalik di pantai, orang-orang mengarungi air setinggi lutut dan bus saling bertabrakan. Bandara di Kolkata, ibu kota negara bagian Benggala Barat, digenangi air dan beberapa permukiman di kota berpenduduk 14 juta orang tidak memiliki listrik sejak badai melanda, menurut penduduk.
Perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan kehancuran yang disebabkan oleh topan dalam serangkaian tweet pada hari Kamis. "Tidak ada batu yang akan terlewat dalam membantu korban yang terkena dampak," kicau Modi di Twitter, dikutip dari CNN.
"Seluruh bangsa berdiri dalam solidaritas dengan Benggala Barat. Doa saya untuk orang-orang Odisha ketika negara dengan berani bertarung melawan efek Topan Amphan," tweet Modi.