TEMPO.CO, Jakarta - Seperti banyak orang di dunia, Salvador Ascencio, 52 tahun, pengusaha yang mengelola rumah duka dan sebuah area pemakaman di Meksiko awalnya tidak percaya wabah virus corona akan menjadi sebuah permasalahan besar. Area pemakaman milik Ascencio sekarang penuh dengan keluarga mendiang yang bersedih.
Pada hari ke-11 Mei 2020, rumah pemakaman Salvador Ascencio menangani sekitar 30 jenazah. Jumlah itu empat kali lipat lebih banyak dari dibanding hari-hari biasa dan periode sama Mei 2019.
“Saya tidak pernah mengalami pengalaman situasi seperti ini sebelumnya,” kata Ascencio, seperti dikutip dari reuters.com.
Pekerja seks tidur di jalanan setelah menutup hotel dan tempat hiburan untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19 di Mexico City, Meksiko, 10 April 2020. Nasib para pekerja seks di Meksiko harus menggelandang setelah hotel dan tempat hiburan ditutup pemerintah. REUTERS/Edgard Garrido
Ascencio sudah mengelola rumah pemakaman dan rumah duka itu sejak 1973 atau usaha yang awalnya dikelola oleh keluarganya. Ascencio menyebut naiknya angka kematian karena virus corona adalah pengalaman yang sangat mengerikan.
Survei yang dilakukan Reuters pada 18 rumah pemakaman dan fasilitas krematorium di Ibu Kota Meksiko City, semuanya sama-sama mengalami kenaikan jumlah jenazah yang masuk. Selama pandemik virus corona ini, mereka mengalami kenaikan permintaan untuk upacara pemakaman. Temuan itu memunculkan dugaan data statistik kematian akibat virus corona lebih besar dari data yang dilaporkan.
Dugaan itu diketahui oleh Pemerintah Meksiko yang juga yakin angka kematian sebenarnya lebih besar dari laporan resmi, yakni 5.666 kematian akibat virus corona di penjuru Meksiko. Meksiko mengakui memiliki alat yang terbatas untuk mengukur secara akurat seberapa besar kenaikan. Negara itu juga baru sedikit melakukan tes virus corona dibanding negara-negara OECD.
Hugo Lopez-Gatell, Wakil Menteri Kesehatan Meksiko pada awal bulan lalu mengatakan masyarakat sering datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi sakit parah atau saat mereka melakukan tes virus corona. Pemerintah Federal juga menyadari kadang ada jeda antara kematian akibat virus corona dengan kesimpulan angka resmi harian, di mana jeda ini muncul karena keterlambatan dalam mensertifikasi kematian dan penerimaan informasi dari rumah sakit dan kamar mayat.
Pada Senin, 18 Mei 2020, data resmi memperlihatkan ada 1.108 orang meninggal karena virus corona di Ibu Kota Meksiko City atau yang disebut pula hari paling mematikan. Jumlah itu naik signifikan dibanding angka kematian sebelumnya.