TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Suriah menyita aset milik sepupu Presiden Bashar al Assad, Rami Makhlouf, salah satu pria terkaya Suriah beserta aset istri dan anak-anaknya.
Menurut laporan Reuters, 20 Mei 2020, dokumen pemerintah yang dicap 19 Mei dan ditandatangani oleh menteri keuangan, mengatakan penyitaan bertujuan untuk menjamin pembayaran jumlah yang dimiliki oleh otoritas regulasi telekomunikasi.
Setelah berada di jantung lingkaran dalam Assad, Makhlouf telah berselisih dengan pihak berwenang atas dana yang mereka katakan berutang kepada perusahaan telepon selulernya, Syriatel. Perselisihan publik yang belum pernah terjadi sebelumnya telah mengungkap keretakan dalam elit penguasa.
Makhlouf mengungkapkan perselisihan dalam tiga pesan video di mana ia telah meminta Assad untuk membantu menyelamatkan perusahaannya. Dalam penampilan terakhirnya yang dirilis pada hari Minggu, Makhlouf mengatakan dia telah diberitahu untuk mengundurkan diri sebagai kepala Syriatel.
Makhlouf, dalam sebuah unggahan Facebook, mengatakan perampasan aset itu ilegal. Dia juga mengatakan pengadilan telah diminta untuk menunjuk wali hukum untuk mengelola Syriatel, menyebut ini sebagai upaya untuk mengeluarkannya dari perusahaan.
"Semua ini dengan alasan bahwa kita tidak setuju untuk membayar jumlahnya. Seperti yang Anda tahu, itu tidak benar...(mereka) menginginkan perusahaan dan satu-satunya yang mereka lihat adalah mengendalikannya," kata Makhlouf.
Rami Makhlouf, kanan, dan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, kiri, kelompok orang terkaya di Suriah. Sumber: projects.icij.org
Dikutip dari Al Jazeera, dalam sebuah video Facebook berdurasi 16 menit atau pesan video yang ketiga, Makhlouf mengatakan keruntuhan Syriatel, penghasil pendapatan utama bagi pemerintah, akan memberikan pukulan "bencana" terhadap ekonomi.
"'Jika Anda tidak mematuhi...lisensi akan dicabut,' dan mereka mengatakan Anda memiliki waktu hingga Minggu untuk mematuhi atau perusahaan akan diambil dan asetnya disita," kata Makhlouf.
Tidak jelas kapan video itu diambil dan apakah yang dia maksud adalah hari Minggu ini atau berikutnya.
"Anda, dengan ini, menghancurkan ekonomi Suriah," kata Makhlouf.
Dia menambahkan pihak berwenang "menuntut kita...menyerahkan 120 persen dari keuntungan kepada negara atau kita akan ditangkap".
Pemerintah mengatakan Syriatel berutang 134 miliar pound Suriah atau sekitar Rp 3,8 triliun.
Selain penyitaan, pemerintah juga melarang Makhlouf terlibat kontrak pemerintah selama lima tahun.
Makhlouf, sepupu dari ibu Assad, memainkan peran besar dalam membiayai upaya perang Assad, kata para pejabat Barat. Dia berada di bawah sanksi AS dan Uni Eropa.
Pakar Suriah mengatakan pertikaian itu bisa menandai keretakan besar pertama dalam beberapa dasawarsa dalam keluarga yang memerintah Suriah sejak ayah Assad, Hafez, mengambil alih kekuasaan 50 tahun lalu.