Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

OPEC Tak Perlu Potong Produksi Minyak

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Wina: Menteri perminyakan Kuwait, Mohammed Abdullah Al-Aleem, mengatakan, meski harga minyak sudah turun sampai 30 persen sejak Juli lalu, Organization of the Petroleum Exporting Countries, atau OPEC, tidak perlu memotong produksi.

Al-Aleem mengatakan hal tersebut, Senin (8/9), ketika menteri-menteri OPEC sedang melakukan pertemuan untuk memutuskan apakah produksi minyak akan dikurangi atau mempertahankannya seperti saat ini.

"Untuk sementara waktu... tidak ada keperluan untuk memotong produksi," kata Al-Aleem sembari mengatakan bahwa persediaan minyak saat ini sudah melebihi permintaan.

Namun demikian, Menteri Energi Uni Emirat Arab, Mohammed Bin Dhaen Al-Hamli, mengatakan bahwa kebijakan OPEC untuk menjaga pasar minyak dunia agar tetap "tersedia" belum berubah. Al-Hamli yang dikutip Kantor Berita Negara Uni Emirat Arab mengatakan bahwa persediaan minyak mentah di negara konsumen masih dalam tingkat rata-rata. Saat ini harga minyak sudah turun hampir 30 persen dari harga diatas US$ 147 per barel.

Presiden OPEC, Chakib Khelil, pada prinsipnya mendukung posisi persediaan minyak seperti saat ini yang masih cukup untuk memenuhi permintaan dunia

"Pasti ada banyak sekali minyak di pasar," kata Khelil saat tiba di Wina, Austria. Ia meramalkan, menjelang akhir 2008 atau awal 2009, persediaan minyak setip harinya akan melebihi permintaan antara 500.000 sampai 1,5 juta barel. Saat ditanya keputusan apa yang akan dihasilkan OPEC, Khelil menjawab bahwa "semua pilihan terbuka."

Sementara itu, Iran, produsen minyak terbesar kedua dunia, telah menjadi pendukung yang paling vokal dalam memperketat keran minyak. "Kami percaya pasar kelebihan stok," kata Menteri Minyak Iran, Gholam Hossein Nozari, kepada wartawan. Dan ia ingin membuat keputusan tentang produksi minyak setelah pihaknya melakukan kajian pada hari Selasa (9/9).

Menanggapi hal tersebut, Shokri Ghanem, ketua National Oil Corp. Libya, mengatakan kepada The Associated Press bahwa "persediaan yang melimpah di pasar akan menciptakan permintaan."

Ghanem mengatakan bahwa anggota OPEC yang menghasilkan minyak di atas kuota sebaiknya didesak untuk mengekang hasilnya agar mendekati batas produksi. "Ada banyak minyak di pasar, lebih banyak daripada permintaan," katanya.

Namun jika harga minyak dunia terus mengalami penurunan, maka hal tersebut dapat menggoyang markas besar OPEC di Wina.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejak naik hingga mencapai rekor US$ 147,27 per barel pada 11 Juli lalu, harga minyak mentah kini sudah jatuh di atas US$ 40. Minyak mentah jenis sweet untuk pengiriman Oktober naik sekitar 11 sen pada Senin (8/9) dan menetap di harga US$ 106,34 per barel di Penukaran Niaga New York.

Pada Jumat, kontrak dimulai dengan harga US$ 1,66 dan menetap di harga US$ 106,23 selama lima bulan. Penurunan harga minyak ini membuat Iran mengusulkan agar ada pengurangan produksi dari sekitar 30,5 juta barel yang dipompakan setiap harinya oleh anggota OPEC.

Bagaimanapun, pengurangan produksi tak mungkin terjadi tanpa Arab Saudi - yang menghasilkan sepertiga dari total produksi OPEC. Dan pemerintah Arab sudah mengindikasikan bahwa mereka tidak diuntungkan dengan pilihan pemotongan produksi itu.

Meskipun mengalami penurunan yang tiba-tiba, tahun ini harga minyak tetap 14 persen lebih tinggi daripada 2007, dan harga patokan minyak mentah per barel masih lebih tinggi daripada lima tahun yang lalu.

Apapun langkah yang diambil OPEC untuk memotong produksi, Selasa (8/9), akan menghasilkan protes dari konsumen utama seperti Amerika Serikat dan negara lainnya.

Lebih dari itu, OPEC memahami bahwa harga yang tinggi membuat permintaan menurun. Mereka akan mencoba menemukan keseimbangan antara keuntungan yang tinggi dengan harga yang dapat diterima pasar.

Jalan tengah ini dimaksudkan agar pemotongan kelebihan produksi dapat disetujui tanpa mengurangi kuota hasil produksi sebesar 27,3 juta barel per hari pada November mendatang bagi 12 anggota OPEC yang memproduksi dibawah batas.

Associated Press | TM. Dhani Iqbal

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Empat Strategi SKK Migas Kejar Target Produksi 1 Juta Barel

11 Oktober 2019

VP Supply Export Operation PT. Pertamina (Persero), Agus Witjaksono (kedua kiri) bersama Staf Ahli Kementerian  ESDM Sampe L. Purba (keempat kanan) Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Parulian Sihotang (kiri) dan Senior VP PGPA PT. CPI Wahyu Budiarto (ketiga kanan)  menyaksikan proses lifting perdana minyak mentah (crude oil) di Terminal Oil Wharf No.1 Pelabuhan PT. CPI di Dumai, Riau, Selasa 15 Januari 2019. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Empat Strategi SKK Migas Kejar Target Produksi 1 Juta Barel

SKK Migas menargetkan produksi migas 1 juta barel per hari pada 2030.


Harga Minyak Dunia Membaik, Produsen Gelontorkan Investasi

10 Januari 2018

22_ekbis_minyakdunia
Harga Minyak Dunia Membaik, Produsen Gelontorkan Investasi

Produsen minyak dan gas bumi kelas dunia menyambut perbaikan harga Minyak Dunia dengan menggenjot investasi.


ESDM: Produksi Minyak Sulit Bertambah

9 Januari 2018

Pertamina EP Tambah Produksi Minyak
ESDM: Produksi Minyak Sulit Bertambah

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan produksi minyak bumi pada tahun ini sulit bertambah.


Pertamina Tetap Operasikan Blok Mahakam Tanpa Total  

29 Agustus 2017

Lapangan lepas pantai Bekapai di Blok Mahakam daerah operasi Total E&P Indonesie. TEMPO/SG WIBISONO
Pertamina Tetap Operasikan Blok Mahakam Tanpa Total  

Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman menyatakan Pertamina harus siap menjalankan operasi, baik dengan Total maupun tanpa Total.


Pertamina EP Tambah Produksi Minyak

28 Agustus 2017

Stasiun produksi PT Pertamina EP Field Subang, Jawa Barat. TEMPO/Amston Probel
Pertamina EP Tambah Produksi Minyak

Target produksi Pertamina EP belum terpenuhi karena pemboran
akhir tahun lalu tidak signifikan.


Bor Sumur Baru, Pertamina Tarakan Siapkan US$ 24 Juta

31 Juli 2017

TEMPO/Dinul Mubarok
Bor Sumur Baru, Pertamina Tarakan Siapkan US$ 24 Juta

Pengeboran di aera Sembakung dan Tarakan akan dilakukan pada September 2017. Produksi migas Blok Tarakan ditargetkan 2.700 barrel of oil per day.


Pemerintah Cari Pembeli Gas Produksi Blok Masela  

30 Juli 2017

Blok Masela. http://maritim.go.id/
Pemerintah Cari Pembeli Gas Produksi Blok Masela  

Menurut pemerintah, saat ini ada beberapa calon pembeli gas produksi Blok Masela. Selain gas, pembeli diharapkan dapat memproduksi pupuk.


Pemerintah Tawarkan Pengelolaan Blok East Natuna ke Investor

30 Juli 2017

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Archandra Tahar (ketiga kanan) didampingi didampingi Wakil Ketua KPK Laode Muhamad Syarif  menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan di gedung KPK, Jakarta, 8 Agustus 2016. Kedatangan Archandra Tahar menemui Pimpinan KPK dalam rangka melakukan kerja sama dengan KPK dalam hal transparansi pengelolaan sumber daya alam di Indonesia. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Pemerintah Tawarkan Pengelolaan Blok East Natuna ke Investor

Penawaran itu dilakukan menyusul mundurnya salah satu kontraktor Blok East
Natuna, Exxon, dari konsorsium pengelola ladang migas.


Arcandra Ingin Pengelola Baru Blok Rokan Bisa Beri Nilai Tambah  

30 Juli 2017

Menteri ESDM Archandra Tahar. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Arcandra Ingin Pengelola Baru Blok Rokan Bisa Beri Nilai Tambah  

Kontrak pengelolaan PT Chevron atas Blok Rokan berakhir pada 2021. Namun hingga kini, Cevron belum memberikan kepastian untuk meneruskannya.


Pertamina : Kerja Sama Blok Tuban dengan Petrochina Berhenti

20 Juli 2017

Pengeboran minyak dan gas di lepas pantai perairan Madura. TEMPO/Fully Syafi
Pertamina : Kerja Sama Blok Tuban dengan Petrochina Berhenti

PT Pertamina Hulu Energi tidak melanjutkan kerja sama
pengelolaan Blok Tuban di Jawa Timur.