TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak terpengaruh ancaman Amerika soal penahanan donasi secara permanen apabila organisasi tidak berbenah. Tanpa ancaman atau tidak, WHO merasa memang harus mengevaluasi kinerja dan berbenah.
"Kami menginginkan akuntabilitas lebih dari siapapun. Kami akan terus menghadirkan kepemimpinan yang strategis untuk mengkoordinir respon global," ujar Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, di World Health Assembly, sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 19 Mei 2020.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Amerika Donald Trump mendesak WHO untuk segera berbenah terkait penanganan pandemi virus Corona (COVID-19). Menurut Trump, WHO telah menunjukkan kinerja yang buruk di mana pada akhirnya memakan banyak korban.
Trump meminta pembenahan segera dilakukan, dalam periode 30 hari ke depan. Jika dari WHO tidak ada komitmen untuk berbenah, Trump mengancam akan menahan donasi operasional WHO secara permanen. Besarannya, kurang lebih, US$ 600 juta atau yang terbesar di antara 194 anggota WHO lainnya. Selain itu, Trump juga mengancam Amerika akan keluar dari keanggotaan.
Sejumlah diplomat Eropa yang hadir di World Health Assembly tak heran melihat WHO tidak khawatir dengan ancaman Trump. Sebab, WHO sudah mendapat pengganti dana donasi yang ditahan Amerika dari Cina. Presiden Cina Xi Jinping menjanjikan akan memberikan donasi ke WHO sebesar US$ 2 miliar.
Menurut para diplomat tersebut, Cina melihat peluang dari buruknya hubungan Amerika dan WHO. Dengan menutupi lubang donasi yang ditinggalkan Amerika, Cina otomatis mendapat pengaruh yang lebih kuat di WHO. Dengan kata lain, upaya Amerika untuk memperkuat pengaruh di WHO malah diambil alih oleh Cina.
"Sangat jelas Xi Jinping mengambil kesempatan tersebut (memperkuat pengaruh di WHO). Mereka menjanjikan kooperasi yang lebih luas, donasi US$ 2 miliar, dan vaksin bagi semuanya. Apa yang kami khawatirkan malah terjadi, lubang yang ditanggalkan Amerika menjadi milik Cina," ujar diplomat tersebut.
Sebelumnya, sejumlah pihak mengkritik WHO terlalu dekat dengan Cina dalam menangani pandemi virus Corona (COVID-19). Hal itu dikhawatirkan membuat WHO tidak professional dalam menangani pandemi yang terjadi. Salah satu pengkritik adalah Taiwan yang merasa WHO enggan memasukkannya ke keanggotaan karena pengaruh Cina. CIna menganggap Taiwan bagian darinya sehingga tak berhak masuk ke WHO.
ISTMAN MP | REUTERS