TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Myanmar menyita narkoba jenis fentanyl cair dalam sebuah penggerebekan besar.
Ini pertama kalinya narkoba sintetis, yang telah menyebar luas di Amerika Utara, ditemukan di wilayah Segitiga Emas Asia, yang juga memproduksi narkoba.
Ini menjadi sinyal sindikat narkoba Asia telah bergerak memasuki pasar opioid.
“Polisi anti-narkoba Myanmar menemukan sekitar 3.700 liter methylfentanyl di dekat Desa Loikan di negara bagian Shan di Myanmar timur laut,” begitu dilansir Reuters pada Senin, 18 Mei 2020.
Penangkapan derivatif fentanyl ini merupakan yang terbesar. Petugas juga menyita 193 juta tablet methamphetamine yag dikenal sebagai yaba.
Berat tablet yaba ini mencapai sekitar 17.5 ton, yang setara dengan penangkapan dua tahun sebelumnya.
Petugas Perserikatan Bangsa-Bangsa bidang Narkoba dan Kejahatan atau UNODC, mengatakan skala penangkapan ini belum pernah terjadi sebelumnya.
“Otoritas anti-narkoba Myanmar telah melucuti jaringan besar narkoba dalam operasi dua bulan yang melibatkan polisi dan militer,” begitu dilansir Reuters.
Petugas juga menyita sekitar 163 ribu liter dan 35.5 ton drug precursors dan senjata. Ada sekitar 130 orang yang berhasil ditangkap dalam operasi ini.
“Ini bisa berdampak nyata di lapangan karena fentanyl sangat berbahaya dan penggunaan yang luas bisa menyebabkan masalah kesehatan bagi Myanmar dan wilayah sekitar,” kata seorang pejabat Barat yang enggan disebut namanya.
Fentanyl telah menyebabkan lebih dari 130 ribu kematian over dosis di Amerika Serikat dan Kanada dalam lima tahun terakhir.