TEMPO.CO, Beijing – Pemerintah Cina kemungkinan bakal menambah anggaran pertahanan 2020 di tengah bertambahnya tekanan militer Amerika Serikat terkait sengketa di Laut Cina Selatan.
Anggaran militer Cina, yang akan diumumkan pada saat pembukaan rapat parlemen pada Jumat, menjadi sorotan banyak pihak.
Ini dinilai sebagai barometer mengenai seberapa agresif Cina dalam meningkatkan kecanggihan dan kemampuan militernya.
“Cina menetapkan anggaran militernya naik 7.5 persen pada 2019. Ini lebih tinggi dari pertumbuhan produk domestik bruto saat itu sekitar 6.1 persen,” begitu dilansir Reuters pada Senin, 18 Mei 2020.
Pada kwartal pertama 2020 ini, ekonomi Cina menyusut 6.8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Ini terkait munculnya wabah virus Corona di Kota Wuhan pada Desember 2019.
Meskipun wabah virus Corona merebak secara global, militer Cina dan AS terlihat aktif melakukan manuver di Laut Cina Selatan dan sekitar wilayah Taiwan.
Menurut Profesor Xie Yue, yang mengajar ilmu politik di Shanghai’s Jiao Tong University, anggaran militer akan naik.
Namun belum diketahui apakah naik lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
“Dari perspektif keamanan nasional, Cina perlu menunjukkan sikap kuat kepada Barat khususnya Amerika Serikat, yang telah menekan Cina di semua front termasuk militer,” kata dia.
Wabah virus Corona ini telah memperburuk hubungan kedua negara, yang telah memburuk sejak munculnya pemerintahan Presiden AS, Donald Trump.
Trump menuding pemerintah Cina berupaya menutup-nutupi wabah virus Corona sehingga menyebar ke seluruh dunia.
Dokumen kajian internal kementerian Keamanan Cina juga mengakui adanya gelombang anti-Cina akibat wabah virus Corona.
Ini bisa membalik hubungan Cina dan AS menjadi konflik bersenjata terbuka di Laut Cina Selatan.