TEMPO.CO, Jakarta - Warga negara Jerman melakukan unjuk rasa pada Sabtu, 16 Mei 2020, untuk memprotes sejumlah larangan yang diberlakukan Pemerintah Jerman terkait pandemik virus corona.
Angka kematian akibat virus corona di Jerman rendah dibanding negara-negara tetangganya. Beberapa aturan lockdown pun mulai dilonggarkan. Namun protes tetap terjadi menyoroti kebijakan Kanselir Jerman Angela Merkel ini, yang dilakukan untuk memperlambat penyebaran virus corona.
Warga Jerman memprotes kebijakan lockdown yang diberlakukan demi menghentikan penyebaran virus corona. Sumber: Reuters.com
Protes pada Sabtu kemarin adalah yang kedua kalinya, yang dilakukan setiap akhir pekan. Aksi protes itu dicemooh di media sosial yang disebut ‘covidiots’ karena berisiko menimbulkan gelombang kedua virus corona yang bisa memicu pada pengetatan aturan.
Aksi protes dilakukan di sejumlah lokasi di Ibu Kota Berlin dan area sekitar Brandenburg. Sedangkan aksi protes di Stuttgart, para demonstran telah mengabaikan aturan social distancing dan tidak memakai masker.
Setelah bisa menekan angka kematian virus corona tetap rendah di Jerman, Merkel pada akhir pekan lalu tunduk pada tekanan beberapa kepala daerah di Jerman dan setuju untuk secara bertahap membuka kembali sekolah-sekolah, toko-toko dan restoran, bahkan pertandingan sepak bola.
Akan tetapi, Merkel berulangkali memperingatkan kemungkinan terjadinya gelombang kedua virus corona sehingga menimbulkan kekhawatiran baru.