TEMPO.CO, Bangkok – Perekonomian Thailand mengalami kontraksi tajam dalam delapan tahun terakhir pada kwartal pertama tahun ini akibat wabah virus Corona.
Ini mendorong perekonomian Thailand memasuki resesi lebih cepat dari yang diperkirakan.
Penurunan pertumbuhan ekonomi ini terjadi akibat wabah virus Corona menghentikan kegiatan sektor pariwisata dan mayoritas aktivitas ekonomi domestik.
Lembaga perencanaan pembangunan Thailand mengurangi prediksi pertumbuhan produk domestik bruto 2020 menjadi kontraksi 5 – 6 persen.
Sebelumnya pada Februari, lembaga ini memprediksikan pertumbuhan ekonomi 1.5 – 2.5 persen.
Ini menjadi penurunan pertumbuhan ekonomi terburuk Thailand sejak dilanda krisis moneter pada 1998.
Perekonomian Thailand berkurang 1.8 persen pada kwartal pertama dibandingkan periode sama setahun lalu.
Ini juga menjadi kontraksi ekonomi terdalam sejak kontraksi pada kwartal keempat 2011 saat terjadi banjir bandang.
“Dampak wabah Corona pada kwartal kedua akan lebih besar dari pada kwartal pertama,” kata Phacharaphot Nugtramas, ekonom di Krung Thai Bank.
Nugtramas memprediksi ekonomi Thailand akan terus mengecil sebanyak 8.8 persen pada akhir 2020 ini.
Menurut dia, penerapan lockdown, yang dilakukan pemerintah banyak negara untuk mencegah penyebaran wabah virus Corona, akan terus berdampak.
Ini berdampak langsung pada pengeluaran rumah tangga warga dan kegiatan investasi swasta hingga akhir 2020.
Menurut Kepala Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional, Thosaporn Sirisumphand, ekonomi Thailand bakal terkena dampak penurunan paling parah pada kwartal kedua ini.
“Bakal ada pemulihan ekonomi berbentu U,” kata dia sambil mengatakan turis kemungkinan akan diizinkan datang pada kwartal ketiga dan keempat.
Channel News Asia melansir wabah virus Corona merebak di Kota Wuhan, Cina pada Desember 2019. Wabah ini telah menyebar ke 185 negara dan menginfeksi sekitar 4.7 juta orang dan 315 ribu orang meninggal dunia. Sebanyak 1.7 juta orang berhasil sembuh setelah menjalani perawatan di rumah sakit.