TEMPO.CO, Jakarta -Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melayangkan surat ke Menteri Luar Negeri Bangladesh agar segera memindahkan ratusan pengungsi Rohingya yang ditempatkan di satu pulau yang rawan terjangan badai mematikan.
Guterres dalam suratnya kepada Menteri A.K. Abdul Momen pada Jumat lalu menjelaskan, sebanyak 308 pengungsi Rohingya yang terkatung-katung di laut di selat Bengal telah diselamatkan aparat Bangladesh ke pulau Bhashan Char. Pulau tak berpenghuni ini diketahui sangat rawan diterjang badai yang mematikan.
Oleh karena itu, Guterres meminta pemerintah Bangladesh segera memindahkan para pengungsi itu ke kamp khusus pengungsi di distrik Cox's Bazar begitu selesai masa karantina COVID-19.
"Bersamaan mereka yang diselamatkan di laut dapat dikarantina untuk tujuan kesehatan masyarakat, mereka juga harus memperpanjang perlindungan yang mereka dapatkan sebagai pengungsi," kata Guterres dalam suratnya, sebagaimana dilaporkan Channel News Asia, 17 Mei 2020.
Bangladesh membangun fasilitas untuk 100 ribu orang di pulau Bhashan Char tahun lalu sebagai tempat tinggal pengungsi Rohingya.
"Kami tidak mau ada lagi Rohingya. Kami tidak lagi punya tempat untuk mereka. Jika mereka, negara lain, tidak suka Bhashan Char, biarkan mereka membawa mereka kembali ke negara mereka. Atau lainnya, biarkan mereka kembali ke Myanmar," kata Momen kepada AFP.
Menurutnya, seharusnya tekanan lebih kuat diterapkan ke Myanmar untuk merepatriasi Rohingya ke tempat tinggal mereka di negara bagian Rakhine.
Hampir 1 juta etnis Rohingya tinggal di kamp-kamp di Cox's Bazar. Sebagian besar mereka melarikan diri ke Bangladesh setelah persekusi aparat militer Myanmar tahun 2017.