TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan sulit telah diambil dua dokter penganut Sikh di Kanada dengan memangkas jenggot mereka yang sakral, demi dapat menolong pasien COVID-19.
Sanjeet Singh-Saluja dan saudaranya yang keduanya berprofesi sebagai dokter telah membuat keputusan tersulit sepanjang hidup mereka karena tidak ada alternatif saat itu.
Dalam video rekaman penjelasan Saluja tentang bagaimana kakak beradik ini memutuskan memangkas jenggot mereka semata-mata karena ketiadaan peralatan perlindungan pribadi yang sesuai untuk mereka berdua.
Saluja yang bekerja sebagai dokter pertolongan darurat di rumah sakit McGill University Health Centre, MUHC di Montreal mengatakan, jenggot mereka terpaksa dipangkas agar dapat menggunakan masker N95 untuk perlindungan dari virus corona.
"Salah satu pilar dari keyakinan Sikh adalah Seva, melayani sesama manusia. Saya selalu memandang pekerjaan saya di MUHC sebagai harapan iman saya untuk pelayanan," kata Singh-Saluja dalam video penjelasan keputusannya sebagaimana dilaporkan CNN, 16 Mei 2020.
"Begitupun, ada pilar keyakinan lain, sebagaimana banyak dari kalian mengetahui, yakni Kesh, praktk membiarkan rambut untuk tumbuh secara alamiah sebagai penghormatan pada kesempurnaan ciptaan Tuhan. Di masa pandemi ini, saya menghadapi krisis eksistensial karena yang terakhir ini telah sangat membatasi kemampuan saya untuk melayani."
Sing-Saluja dalam video itu menekankan bahwa keputusan memotong jenggot dilakukan setelah beberapa minggu merenungkan dan tanpa tidur beberapa malam.
"Ini keputusan yang meninggalkan kesedihan sangat, dan saya sungguh berduka atas kehilangan sesuatu yang telah menjadi bagian utama dari identitas saya."
Keputusan kedua dokter memangkas jenggot mereka telah menimbulkan reaksi dari komunitas profesi dokter Sikh di Amerika Utara, North American Sikh Medical and Dental Association atau NASMDA.
Dalam suratnya, NASMDA memberitahukan kepada anggotanya bahwa mereka bermitra dengan Koalisi Sikh, kelompok HAM, untuk memberikan dukungan dan panduan hukum bagi pekerja perawat kesehatan yang khawatir mereka perlu memangkas jenggot untuk melanjutkan tugas mereka.
NASMDA berharap keputusan dua dokter Sikh memangkas jenggotnya tidak berdampak pada pekerja medis Sikh lainnya.
Di surat itu, Koalisi Sikh juga akan membantu pekerja kesehatan untuk menyediakan peralatan perlindungan diri agar sesuai dengan kebutuhan mereka.
"Para pekerja perawat kesehatan Sikh tidak seharusnya dipaksa untuk memilih antara karir mereka dan keyakinan mereka. Memaksa orang untuk berkompromi dengan keyakinan yang dilindungi konstitusi tidak dapat diterima," kata Jaspal Singh, seorang profesor di bidang kedokteran di Atrium Health and the Levine Cancer Institute di Charlotte, North Carolina.