TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pesimis terhadap penemuan vaksin Covid-19 meskipun ada upaya besar-besaran negara di dunia untuk mengembangkan vaksin ini. Johnson pada Minggu, 17 Mei 2020, berspekulasi vaksin virus corona mungkin tidak bisa dikembangkan sama sekali walaupun dunia berusaha memproduksinya.
“Ada sebuah jalan panjang yang harus ditempuh dan saya harus jujur vaksin mungkin tidak akan membuahkan hasil. Kita harus menemukan jalan baru untuk mengendalikan virus ini, diantaranya melakukan tes orang-orang yang punya gejala dan melacak dengan siapa saja orang-orang terinfeksi itu melakukan kontak,” kata Johnson, seperti dikutip dari aljazeera.com.
Orang-orang yang memakai masker wajah berjalan di tepi Sungai Thames ditengah wabah virus corona, London, Inggris, 10 Mei 2020. [REUTERS / Henry Nicholls]
Pemerintah Inggris berencana mengucurkan dana sebesar 93 juta pound atau Rp 1,6 triliun, yakni uang untuk mempercepat pembukaan pabrik vaksin baru dan pusat inovasi. Johnson mengatakan Inggris juga mendukung penelitian obat perawatan guna membantu para pasien virus corona sembuh lebih cepat.
Sedangkan Menteri urusan Bisnis Inggris, Alok Sharma, mengatakan Inggris adalah rumah bagi para pelopor pengembang vaksin. Proyek pengembangan vaksin virus corona di Universitas Oxford dan Imperial College London telah membuat kemajuan yang bagus dalam kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun Sharma memperingatkan sejauh ini memang masih belum ada jaminan.
“Kita mungkin saja menemukan vaksin corona yang sukses,” kata Sharma.
Inggris pada pekan lalu sudah melonggarkan sejumlah aturan terkait aktivitas di luar rumah. Negara itu dalam beberapa bulan ke depan kembali akan melakukan pelonggaran. Perdana Menteri Johnson mengatakan keputusan yang diambil pihaknya tidak mudah, ini seperti bayi yang baru belajar berjalan.