TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Bangladesh melakukan lockdown di satu kamp yang dihuni sekitar 5 ribu pengungsi Rohingya di disrik Cox's Bazar setelah ditemukan kasus pertama virus corona di sana.
Menurut Mahfuzar Rahman, pejabat pemerintah setempat, kamp pengungsi Rohingya tersebut diblokir dan tidak seorangpun dibolehkan pergi atau keluar dari rumah mereka.
"Kami telah lockdown blok itu, melarang siapapun masuk atau meninggalkan rumah mereka," kata Rahman sebagaimana dilaporkan Aljazera, 15 Mei 2020.
Selanjutnya, Rahman menjelaskan, pihaknya juga berupaya melacak kontak orang-orang yang bertemu dengan yang terinfeksi dan mereka akan dibawa ke pusat isolasi yang dibangun di beberapa kamp pengungsi Rohingya.
Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, Catalin Bercaru kepada AFP mengatakan tim penyelidikan massal telah dikerahkan ke kamp. Orang-orang yang saling kontak dengan yang terinfeksi sedang dilacak untuk dikarantina dan dites.
Shamim Jahan dari Save the Children berujar: "Kita sedang menyaksikan dengan prospek yang sangat nyata bahwa ribuan orang akan meninggal akibat COVID-19, dengan tanpa tempat tidur untuk perawatan intensif di kamp-kamp."
Sudah lama diperingatkan bahwa virus corona dapat menyebar di 34 kamp di distrik Cox's Bazar yang berbatasan dengan Myanmar.
Sebagian besar dari sekitar 750 ribu pengungsi Muslim Rohingya tinggal di kamp-kamp itu akibat persekusi militer Myanmar.
Awal April lalu, otoritas telah melakukan lockdown di sekitar distrik Cox's Bazar dengan populasi 3,4 juta orang termasuk para pengungsi.
Bangladesh membatasi lalu lintas masuk dan keluar dari kamp-kamp dan meminta organisasi bantuan untuk pengungsi Rohingya memangkas 80 persen jumlah staf mereka untuk mencegah penyebaran virus corona.