TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 600 orang dilaporkan meninggal di Kota Aden, Yaman, karena pandemik virus corona. Di antara mereka yang meninggal itu ada enam pejabat pemerintahan.
Sumber di Pemerintah Yaman yang tidak mau dipublikasi identitasnya mengatakan pada 1 Mei – 13 Mei 2020 total ada 623 orang meninggal karena pandemik virus corona, termasuk wabah pneumonic dan virus chikungunya. Pada Senin kemarin, Pemerintah Yaman telah mendeklarasikan Aden sebagai zona bencana karena penyebaran virus corona dan penyakit lain.
Pekerja membuat masker pelindung di sebuah pabrik tekstil di tengah kekhawatiran penyebaran penyakit coronavirus (COVID-19) di Sanaa, Yaman, 17 Maret 2020. REUTERS/Khaled Abdullah
Situs aa.com.tr mewartakan Pemerintah Yaman telah menyerukan kepada WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia, dunia internasional dan organisasi-organiasi Kesehatan dunia agar memberi dukungan pada Yaman dalam memerangi Covid-19 dan epidemik lain yang muncul setelah Kota Aden dihantam banjir bandang.
Aden saat ini berstatus Ibu Kota sementara Yaman. Pada pertengahan April 2020, Aden dirusak oleh musibah banjir yang berdampak pada 150 ribu orang sehingga mendorong pemerintah pada bulan lalu agar mendeklarasikan kota di selatan Yaman tersebut sebagai zona berbahaya.
Selain bencana alam, Yaman dilanda kekerasan dan kekacauan sejak 2014 atau saat kelompok pemberontak menguasai sebagian besar wilayah di Yaman, termasuk Ibu Kota Sanaa. Krisis di Yaman memburuk ketika pada 2015 koalisi militer pimpinan Arab Saudi meluncurkan kampanye serangan udara yang ditujukan untuk merebut teritorial yang dikuasai Houthi.
Serangan udara itu diyakini telah menewaskan puluhan ribu warga Yaman, termasuk warga sipil. Kondisi Yaman telah mengarah pada krisis kemanusiaan terburuk menyusul ada jutaan orang di negara itu berisiko pada musibah kelaparan.