TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai El Al Israel Airlines pada Rabu, 13 Mei 2020, menyerukan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar menyelamatkan perusahaan penerbangan itu. El Al Israel Airlines telah menolak kemungkinan pinjaman dengan dukungan dari pemerintah yang penuh syarat.
Situs middleeastmonitor.com mewartakan pemerintah Israel menuntut adanya sebuah perombakan di tubuh El Al Israel Airlines, termasuk melakukan PHK sebelum memberikan persetujuan untuk kelangsungan hidup maskapai asal Bintang Daud itu.
Seorang siswa melambaikan tangan kepada ayahnya saat memasuki sekolah dasar yang kembali dibuka, di Sderot, Israel, 3 Mei 2020. Meski virus Corona di Israel dinyatakan telah mereda, namun warga tetap mengenakan masker untuk tindakan pencegahan. REUTERS/Amir Cohen
El Al Israel Airlines sekarang ini berada dalam kondisi tak punya uang dan sedang melakukan lapis demi lapis negosiasi dengan Kementerian Keuangan Israel terkait 80 persen dukungan pemerintah dari total uang pinjaman US$ 400 juta atau Rp 5,9 triliun. Uang sebanyak itu ditujukan untuk membantu El Al Israel Airlines melalui krisis virus corona.
Maskapai El Al Israel Airlines terpuruk setelah WNA dilarang masuk ke Israel dan warga Israel yang baru pulang dari luar negeri harus menjalani karantina mandiri.
Kondisi diperparah dengan turunnya permintaan dunia untuk jasa penerbangan. Hanya pesawat kargo dan pesawat penyelamat yang masih boleh beroperasi.
El Al Israel Airlines menangguhkan penerbangan setidaknya sampai akhir Mei 2020. Sekitar 6 ribu dari total 6.500 pegawai maskapai itu terpaksa cuti tak dibayar sampai 30 Juni 2020. Para pekerja sudah memprotes agar jangan sampai dilakukan PHK.
Seorang pejabat senior di El Al Israel Airlines mengatakan agar maskapai itu mendapatkan dukungan pemerintah untuk pinjaman dari bank Leumi atau Israel Discount Bank, mereka harus mau memangkas atau melakukan PHK pada sektiar 2 ribu pegawai dan mengurangi biaya pengeluaran tahunan sampai US$ 350 juta dari total US$ 2 miliar anggaran pengeluaran. Namun Kementerian Keuangan masih ingin memperketat lagi tuntutan mereka.
“Kami meminta Anda (Netanyahu) agar menginstruksikan Kementerian Keuangan mengamandemen rencana dan menghapus syarat-syarat yang mustahil, menolak mengkaitkan El Al dengan sebuah ventilator seperti yang banyak dilakukan negara di dunia,” kata CEO El Al, Gonen Usishkin, dalam suratnya kepada Netanyahu. Kantor Perdana Menteri Israel belum merespon hal ini.