TEMPO.CO, Jakarta - Seorang laki-laki di Cina jatuh pingsan dan mengalami collapsed lung atau pneumothorax setelah lari sekitar 2,5 atau 4 km sambil menggunakan masker. Dokter mengatakan kondisi ini disebabkan tingginya tekanan pada organ laki-laki itu karena bernafas dengan intens (terengah-engah) saat menggunakan masker yang menutupi wajahnya.
Situs mirror.co.uk mewartakan laki-laki itu diketahui bernama Zhang Ping, 26 tahun, dari Hankaou, Cina. Dia mengalami tusukan di paru-paru kirinya dan paru-parunya itu menciut sampai 90 persen.
Zhang dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Wuhan pada Kamis, 7 Mei 2020 atau setelah dia mengalami sesak nafas dan nyeri dibagian dada. Zhang menulis di media sosial bahwa dia sekarang sedang masa pemulihan setelah menjalani operasi darurat yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawanya.
Zhang menceritakan dia baru saja memulai lari setelah Pemerintah Cina melonggarkan aturan lockdown yang diberlakukan untuk menghentikan penyebaran virus corona. Dia jatuh pingsan saat baru berlari sekitar 4 kilometer.
Saat berlari, dia menggunakan masker meskipun rasanya seperti kehabisan nafas dan rasanya tidak nyaman. Berlari dengan wajah tertutup masker juga dilihat Zhang dilakukan oleh pelari lain.
Ilustrasi olahraga dengan wajah menggunakan masker. Sumber: AFP via Getty Images/mirror.co.uk
Serangan collapsed lung atau yang bahasa medis menyebutnya pneumothorax, biasanya terjadi ketika paru-paru tertusuk dan udara keluar ke rongga dada. Menurut dokter, Zhang mengalami pneumothorax spontan, yang biasanya terjadi pada orang yang punya riwayat asthma, cystic fibrosis atau pneumonia.
Pneumothorax juga bisa terjadi pada orang-orang yang tidak memiliki gejala sakit paru-paru dan hal ini umum terjadi pada laki-laki tinggi dan kurus usia 20 tahun – 40 tahun. Pneumothorax bisa pula dialami oleh para perokok. Para ahli memperingatkan orang-orang harus menghindari penggunaan masker saat berolahraga karena masker di wajah bisa mengganggu sirkulasi oksigen.