TEMPO.CO, Tokyo – Pemerintah Jepang bakal menggelar program subsidi bagi perusahaan asal negara itu yang berbasis produksi di Cina untuk memindahkan produksinya ke negara di Asia Tenggara terkait wabah virus Corona.
Ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan besar terhadap rantai pasokan atau pabrik komponen dan produk di Cina.
“Program subsidi ini senilai US$220 juta dan termasuk dalam paket stimulus darurat pemerintah Jepang,” begitu dilansir Japan Times pada Selasa, 5 Mei 2020. Ini setara sekitar Rp3.3 triliun.
Dana subsidi ini diharapkan bisa membantu perusahaan mendiversifikasi lokasi produksinya dan digunakan untuk konstruksi fasilitas produksi di negara-negara ASEAN.
“Inisiatif ini datang setelah banyak perusahaan otomotif dan manufaktur lainnya menderita kekurangan pasokan komponen yang diproduksi di Cina setelah merebaknya wabah virus Corona sejak akhir tahun lalu,” begitu dilansir Japan Times.
Menurut pejabat kementerian Ekonomi dan Perdagangan Jepang,”Sebelum wabah merebak, sudah ada kebutuhan yang tumbuh bagi perusahaan Jepang untuk membangun basis produksi di ASEAN.”
Pemerintah Jepang juga berharap dana subsidi ini bakal membantu meningkatkan hubungan Jepang dengan ASEAN.
Perusahaan Jepang berkepentingan membangun basis produksi di ASEAN untuk menghindari dampak demonstrasi anti-Jepang, kenaikan gaji, dan perang tarif AS dan Cina.
Sebelumnya, Reuters melansir pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, mempercepat upaya relokasi perusahaan asal negara itu dari Cina ke ASEAN termasuk Indonesia.
Ini terjadi setelah wabah virus Corona merebak di Cina, yang menimbulkan ketegangan baru antara kedua negara. Trump meminta Cina membuka laboratorium di Wuhan, yang diduga sebagai penyebab menyebarnya virus Corona.
Pemerintah Cina menolak permintaan itu dan mengatakan tidak ada bukti virus Corona berasal dari laboratorium di Kota Wuhan, yang menjadi kota pertama terkena wabah itu.